TEMPO.CO, Dortmund - Juventus hanya butuh hasil imbang menghadapi tuan rumah Borussia Dortmund pada pertandingan kedua babak 16 besar atau perdelapan final kompetisi Liga Champions di Stadion Signal Iduna Park, Dortmund, Jerman, Kamis dinihari pukul 02.45 WIB, 19 Maret 2015. Pada pertandingan pertama di kandang Juventus, Turin, Italia, 24 Februari lalu, Juventus menang 2-1. Dengan demikian Nyonya Tua hanya butuh hasil seri agar dapat lolos ke semifinal.
Setelah menang di pertandingan pertama itu, Juventus menunjukkan kualitasnya pada Liga Seri A Italia dengan membukukan dua kali menang dan sekali seri. Dua kemenangan itu dipetik ketika menghadapi Sassulo (1-0) pada 9 Maret lalu dan Palermo (1-0) pada 14 Maret lalu. Adapun hasil seri diraih ketika melawan tuan rumah AS Roma (1-1) pada 2 Maret lalu.
Selain itu, Juventus sempat kalah 1-2 di tangan Fiorentina pada kancah Piala Italia, 5 Maret lalu. Hasil positif itulah yang dibawa Manajer Juventus, Massimiliano Allegri, dan pasukannya ke Stadion Signal Induna Park, Dortmund, Jerman.
Dipastikan bakal tampil tanpa gelandang kenamaannya, Andrea Pirlo (35 tahun), Allegri kemungkinan memainkan formasi pemain 3-5-2 atau 4-3-1-2. Hal inilah yang ditunjukkan Allegri dalam latihan persiapan.
Dengan kembalinya bek Andrea Barzalgi ke dalam tim, kemungkinan pilihan Allegri pada formasi 3-5-2 dengan memperkuat lini tengah. Formasi ini mengindikasikan Juventus akan memasang perangkap agar Dortymund menyerang lebih dulu, menghentikannya di tengah jalan dan menyerang balik dengan kuat. Taktik ini masuk akal mengingat Juventus hanya butuh hasil seri untuk dapat lolos ke babak perempat final.
Sebaliknya formasi 4-3-2-1 merupakan formasi yang dinamis bagi Juventus dalam menyerang maupun bertahan. Formasi ini akan memberikan keleluasaan bagi Allegri untuk memastikan hasil akhir pertandingan berpihak kepadanya.
Di kubu tuan rumah, hampir dapat dipastikan Manajer Jurgen Klopp mengupayakan keras agar pasukannya lebih dulu mejebol gawang Juventus. Gol pertama menjadi pondasi Borussia Dortmund untuk membangun rasa percaya diri pasukan Klopp guna mencetak gol-gol berikutnya.
Sementara ketangguhan barisan pertahanannya dipertanyakan, bermain menyerang menjadi pilihan paling realistis Klopp untuk membalik keadaan. Setelah kalah di kandang Juventus lalu, Dortmund menang sekali atas Schalke (3-0) pada 28 Februari lalu, dan imbang di kandang Hamburger SV (0-0) pada 7 Maret lalu dan 0-0 melawan FC Koln.
Piala Champions menjadi pertarungan besar Klopp setelah Dortmund terseok-seok pada kompetisi Liga Jerman, Bundesliga, di urutan kesepuluh klasemen sementara. Dortmund yang telah 25 kali bertanding, enam kali menang, 11 kali imbang, delapan kali kalah dengan nilai 30 atau terpaut 34 poin di bawah Bayern Muenchen yang menduduki posisi teratas dengan nilai 64.
ESPN | AGUS BAHARUDIN
