TEMPO.CO, Makassar - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Letnan Jenderal Saud Usman Nasution mengatakan kelompok Islamic State of Iraq and Al-Sham (ISIS)—kini disebut Islamic State (IS)—menyusun strategi dan bergerak dari Poso, Sulawesi Tengah.
“Jaringan teroris yang ada di sana telah menyatakan bergabung dengan ISIS,” kata dia setelah memantau simulasi penanggulangan terorisme di markas Batalion Infanteri 700 Rider, Kodam VII Wirabuana, Rabu, 18 Maret 2015.
Saud mengatakan jaringan teroris di bawah pimpinan Santoso di Poso masih terus mencari bibit-bibit baru. Salah satu target penyebaran jaringan yang baru adalah Sulawesi Barat.
Bekas Kepala Detasemen Khusus 88 Mabes Polri itu menduga Santoso, pemimpin mujahidin Indonesia bagian timur, telah menyisir wilayah Sulawesi Barat. Tapi dia menolak menyebutkan daerah yang menjadi basis penyebaran paham ISIS. “Sebelumnya, jaringan ini kerap beroperasi di Sulawesi Selatan,” ujar Saud.
Menurut dia, jaringan Santoso terus beroperasi di tiga daerah di Poso, yakni wilayah pesisir, Kota Poso, dan daerah bagian selatan. Saud menuturkan, polisi dibantu tentara akan terus bersiaga di daerah itu untuk mengantisipasi setiap ancaman yang ditebar kepada masyarakat.
Sebelumnya, Kepolisian Resor Sidrap mengawasi seorang lelaki berinisial JA karena dicurigai sebagai salah seorang pengikut ISIS. Berdasarkan informasi yang dihimpun kepolisian, JA juga disebut menjadi bagian dari salah satu jaringan organisasi terlarang di Indonesia, termasuk jaringan terorisme pimpinan Santoso.
JA diduga sempat mengurus paspor bersama enam warga Bulukumba yang ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta saat hendak berangkat ke Suriah pada 2014. Saat ini, jejak JA terdeteksi tengah berada di Kabupaten Sinjai.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Inspektur Jenderal Anton Setiadji mengatakan pihaknya belum mengetahui jelas salah satu orang yang dicurigai terlibat ISIS. "Saya belum terima laporan resmi tentang aktivitas orang itu,” kata dia.
Menurut Anton, pihaknya bersama anggota TNI anti-terorisme terus memantau di seluruh daerah. Dia meminta partisipasi aktif masyarakat untuk melaporkan bila mencurigai adanya aktivitas kelompok tertentu yang tidak lazim. "Kami juga telah mengerahkan intelijen untuk memantau semua wilayah," katanya.
DIDIT HARIYADI | IIN NURFAHRAENI DEWI PUTRI | ABDUL RAHMAN