TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat media sosial Nukman Luthfie mengatakan media sosial merupakan salah satu cara mudah untuk mengkampanyekan berbagai paham, termasuk terorisme. “Melalui media sosial, sangat mudah sekali itu,” kata Nukman saat dihubungi Rabu, 18 Maret 2015.
Melalui media sosial, Nukman menjelaskan, dengan mudah menemukan orang yang memiliki pandangan sepaham. Ide-ide orang itu bisa dilihat dari status atau hasil pemikirannya di media sosial. Selain itu, ide yang sepaham juga bisa dilihat dari akun yang mengikutinya di Twitter atau teman-temannya di media sosial Facebook. Kemudahan menemukan orang yang sepaham itu bisa menjadi cara untuk menemukan pengikut bagi yang bisa digandeng para teroris.
Kedua, media sosial juga cara yang sangat mudah untuk menyebarkan paham. Status atau cuitan bisa dilihat orang dan dengan mudahnya bisa menyebarkan paham. Penyebaran paham melalui tulisan itu lebih mudah pula dilakukan oleh akun anonim. “Penyebaran paham di media sosial itu ada yang dilakukan secara halus ataupun secara terang-terangan,” katanya. Nukman mengatakan akun anonim akan lebih berani menyebarkan berbagai paham khususnya tentang terorisme.
Ketiga, kemampuan media sosial untuk lebih menggerakkan atau menggemakan pemikiran akan lebih luas lagi. Nukman menjelaskan satu status atau hasil pemikiran tidak hanya akan dibaca oleh teman yang terkait dengannya, tetapi juga orang ketiga, keempat, dengan cara me-retweet atau menyebarkan kembali pandangan itu. “Gema informasi itu akan bisa dilakukan dengan lebih mudah,” ujar Nukman.
Dengan ketiga kemudahan media sosial itu, menurut Nukman, masyarakat, khususnya yang berusia muda, bisa lebih mudah terpengaruh oleh ideologi atau paham serta penyebaran terorisme. Biasanya paham terorisme atau garis keras tidak akan langsung disebarkan secara frontal. Teroris biasanya akan menyebarkan paham itu secara halus, sedikit demi sedikit, sehingga membuat para pengikutnya percaya dan mengikuti paham itu.
Nukman juga memberikan salah satu cara untuk meredam penyebaran paham atau ideologi itu adalah dengan menyebarkan ideologi atau paham tandingannya. “Paham tandingan itu, yang terkadang juga dilakukan oleh akun anonim, bisa meredam penyebaran paham radikal atau terorisme ,” katanya.
MITRA TARIGAN