TEMPO.CO , Jakarta -- Pemerintah DKI Jakarta berencana merelokasi pedagang burung di Pasar Pramuka, Jakarta Timur. Mereka akan dipindahkan ke lokasi baru yakni di Pasar Jatinegara Kaum, Jakarta Timur. Pasar ini hanya akan diperuntukkan untuk pedagang kelontong.
Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardhana, mengungkapkan rencana relokasi itu menjadi bagian dari upaya meremajakan Pasar Pramuka. Dia menargetkan proyek berjalan mulai tahun ini. "Biar jadi pasar yang nyaman dengan gedung yang baru," kata dia kemarin.
Presiden Jokowi menyempatkan mengunjungi pasar burung ini bulan lalu. Bahkan, dia membeli burung di pasar tersebut. Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Burung Pramuka, Heru Sukrisno, tak sepakat bila pemerintah merelokasi pedagang burung secara permanen. "Kami pasti banyak ruginya," kata Heru. Apalagi, menurut dia, Pasar Burung Pramuka sudah terkenal sebagai pasar wisata yang sering dikunjungi turis asing.
Dia mengatakan bahwa para pedagang burung juga bakal kehilangan pelanggan. Imbasnya, omzet penjualan menurun dan pedagang merugi. "Saya pikir calon lokasi pasar baru juga rawan banjir," dia mengungkapkan.
Namun, kata Heru, bila pemerintah melalui PD Pasar Jaya berencana merenovasi pasar dan merelokasi pedagang untuk sementara waktu tentu akan disambut positif. dai mengajkui bahwa kondisi bangunan pasar memang sudah terlalu tua dan banyak material yang lapuk. "Sekalian juga diatur lahan parkirnya karena sekarang semakin semrawut sejak ada pasar farmasi," kata Heru.
Hal senada diungkapkan Aris Setiawan, 30 tahun. Pedagang burung asal Jepara, Jawa Tengah, ini juga menolak bila diminta pindah secara permanen ke Jatinegara Kaum. Dia beralasan, lokasi pasar yang baru terlalu jauh. Di lain sisi, dia menganggap lokasi Pasar Pramuka sangat strategis karena mudah dijangkau dengan transportasi umum. "Saya senang kalau pasar direnovasi dan kami pindah sementara saja," kata Aris.
Juru bicara PD Pasar Jaya, Agus Lamun mengatakan, rencana relokasi pedagang burung Pasar Pramuka masih alot. Sebab, upaya itu memerlukan persetujuan 60 persen pedagang. Sementara, dari tiga kali kegiatan sosialisasi, mayoritas pedagang masih belum sepakat dengan rencana relokasi itu.
RAYMUNDUS RIKANG