TEMPO.CO, Jakarta - Aksi jual yang menekan pergerakan indeks harga saham gabungan diharapkan mereda seiring dengan kebijakan penundaan kenaikan Fed Rate. Sebab, pada perdagangan kemarin tercatat pergerakan nett sell asing turun dari Rp 682,98 miliar menjadi Rp 405,52 miliar.
"Kami harapkan aksi jual ini dapat mereda, terutama hasil keputusan The Fed mengindikasikan belum akan menaikkan The Fed dalam waktu dekat," kata analis dari NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, Kamis, 19 Maret 2015.
Reza memperkirakan IHSG akan berada pada rentang support 5.400-5.407 dan resisten 5.427-5.437. "Laju IHSG masih berpotensi mengalami pelemahan meski saya berharap pelemahan bersifat terbatas," ujar Reza. Sebab, aksi profit taking tak dapat dibendung.
William Surya Wijaya, analis dari PT Asjaya Indosurya Securities, memprediksi IHSG akan berada di kisaran 5.389-5.514. "IHSG sedang bergelut di dalam fase konsolidasi dan sedang berusaha melepaskan diri menuju rally naik berikutnya," kata dia. Ia optimistis pelemahan laju IHSG kemarin merupakan koreksi sehat.
Masa-masa ini, menurut William, adalah momen berharga yang sayang dilewatkan begitu saja. "Target resistance terdekat berada pada level 5.514, support terjaga kuat pada 5.389 merupakan indikasi bahwa IHSG masih memiliki kekuatan naik yang cukup besar dalam waktu dekat," kata dia. Ia memprediksi indeks akan melakukan T-Bound dalam perdagangan hari ini.
DINI PRAMITA