TEMPO.CO, Palangkaraya - Pemerintah menganggarkan dana Rp 23 triliun dari APBN untuk membangun jaringan rel kereta api sepanjang 2000 kilometer di Kalimantan. Jalur KA itu akan menghubungkan kelima provinsi di Kalimatan, yakni Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tenggara.
Proyek pembangunan infrastruktur akan dimulai pada 2017 setelah semua proses pendahuluan, seperti studi kelayakan, amdal, hingga pembebasan lahan selesai dilakukan.
Penegasan ini disampaikan Hermanto Dwiatmoko, Direktur Jenderal Perkeretapian Kementerian Perhubungan, di Palangkaraya saat acara Bimbingan Teknis Rencana Percepatan Pembangunan Perkeretaapian di Palangkaraya, Kalimantan, Kamis, 19 Maret 2015.
Ia menjelaskan untuk pembuatan studi kelayakan, amdal, hingga pembebasan lahan yang dimulai sejak tahun 2015, dianggarkan dana Rp 60 miliar. Kerena semua biaya diambil dari APBN, maka pemerintah daerah bertugas membantu untuk mempercepat proses pembebasan lahan.
"Kami harus cepat melaksanakan proyek ini karena merupakan perintah dari Presiden Jokowi. Bila daerah telah menyiapkan lahannya, kami akan segera bangun. Prinsipnya siapa siap dia duluan," Hermanto menegaskan.
Untuk pembangunan jaringan kereta api di Kalimantan, kata Hermanto, seluruh biaya akan ditanggung oleh APBN dalam waktu 5 tahun dengan alokasi dana mencapai Rp 23 triliun untuk pembuatan jaringan sepanjang 2000 km. Nantinya kontruksi yang digunakan untuk jaringan rel kereta api di Kalimantan akan berbeda dengan kontruksi yang ada di Jawa atau Sumatera karena akan menggunakan teknologi khusus (jalan kereta api layang) lahan gambut.
Dalam teknologi ini ada spesifikasi khusus, antara lain untuk lebar rel menggunakan 1.435 mm, lebih besar dibanding rel di Pulau Jawa dan Sumatera yang menggunakan 1.067 mm. Kemudian untuk beban gandarnya mencapai 25-30 ton, sedangkan di Jawa hanya 15 ton. Kebutuhan lahan hanya mencapai lebar 50 meter dengan radius lengkung mencapai 1000 meter, sedangkan untuk gradien maksimumnya mencapai 20-25%.
"Karena itu dibandingkan dengan Jawa, jalur kereta api di Kalimantan bisa mencapai kecepatan hingga 200 km per jam, sementara di Jawa hanya 150 Km per jam. Kemudian untuk daya angkut barang juga lebih banyak. Bila di Jawa hanya sekitar 16 ton, maka di Kalimantan bisa mencapai 3.000 ton atau setara dengan 300 truk angkutan barang," ia memaparkan.
Karena itu, kata Hermanto, untuk biaya pembuatan jaringan kereta api di Kalimantan lebih besar dibanding Jawa dan Sumatera, kisarannya sekitar Rp 20-25 miliar per km. Namun untuk segi perawatan dan operasional akan lebih murah.
Kendala dalam pembuatan jaringan kereta api di Kalimantan, menurut Hermanto, bukan hanya masalah dalam hal pembebasan lahan, tetapi juga pengadaan batu kecil-kecil untuk rel. "Karena itu nantinya batu akan didatangkan dari Sulawesi," ujarnya.
KARANA WW