TEMPO.CO, Jakarta: Pencarian mayat 56 orang yang masih hilang dari pesawat maskapai Malaysia AirAsia QZ8501 akan segera diakhiri. Pesawat ini jatuh di tengah badai di Laut Jawa setelah terbang selama dua jam dari Surabaya menuju Singapura pada tanggal 28 Desember 2014.
Sebanyak 162 orang di dalam pesawat tersebut tewas. Total 106 mayat dievakuasi, termasuk tiga orang yang ditemukan dalam sepekan terakhir.
"Beberapa kapal dan personil kami telah ditarik kembali dan beberapa tempat siaga, tapi secara resmi operasi akan berakhir pada hari Minggu," kata juru bicara lembaga untuk pencarian dan penyelamatan AirAsia QZ8501, Yusuf Latif, kepada Reuters.
Data penerbangan kotak hitam dan perekam suara kokpit QZ8501 berhasil ditemukan dan sedang dianalisis untuk mengetahui penyebab utama kecelakaan. Beberapa rincian telah dirilis. Peneliti mengatakan pesawat terbang cepat sebelum jatuh.
Upaya pencarian AirAsia QZ8501 yang sering terhalang oleh cuaca buruk telah dikurangi intensitasnya dalam beberapa pekan terakhir. Kepala badan pencarian dan penyelamatan Indonesia mengatakan keputusan untuk mengakhiri pencarian dibuat setelah berkonsultasi dengan kerabat korban.
"Pencarian seharusnya berakhir lebih awal, tapi untuk menghormati anggota keluarga, kita memperluas operasi sampai benar-benar berakhir kemarin (Selasa)," katanya kepada AFP.
Menurut Hadi Widjaja, keluarga penumpang AirAsia QZ8501, putra dan menantunya berada dalam pesawat nahas itu. Ia mengatakan keluarganya menghargai usaha pencarian yang dilakukan, meskipun menantunya belum ditemukan.
"Orang tuanya dan keluarga saya telah membiarkan dia pergi dalam damai. Kita harus menerima kenyataan yang menyedihkan ini," katanya.
REUTERS | MECHOS DE LAROCHA