TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Barat, Anas Effendi, kembali menjadi pembahasan dalam rapat antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tak seperti rapat sebelumnya, rapat kali ini, Rabu 18 Maret 2015, Anas memiliki kesempatan untuk berbicara.
Diawali oleh pertanyaan Abraham 'Lulung' Lunggana yang menanyakan ihwal anggaran untuk operasional wali kota yang menurut dia nilainya tak wajar. "Pada halaman 22, ini dibacain dong. Wali Kota Jakarta Barat operasionalnya Rp 4 miliar per tahun. Buset dah itu ganti baju berapa kali," ujar Lulung. Pimpinan rapat Prasetyo Edi Marsudi lantas meminta Anas untuk menjelaskan.
Pertanyaan ini dijawab oleh Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. Heru menjelaskan ada kesalahan nomenklatur dalam halaman tersebut.
"Semestinya itu dijabarkan untuk gaji Petugas Pengamanan Dalam, Petugas Harian Lapangan kemudian ada ATK dan seterusnya," kata Heru.
Uniknya, Anas tak kalah iseng dengan mengeluarkan celetukan yang membuat peserta rapat tercengang. "Nanti kalau kurang, Pak Lulung, tinggal tambahin saja," kata dia spontan. Bahkan ia berkata, "menghabiskan anggaran mah gampang," kata dia.
Dalam pemaparan, Anas pun kerap mengeluarkan celetukan seperti, "sebetulnya anggarannya sedikit cuma Rp 131 miliar tapi ramai betul," kata dia. Ia menyebutkan dari 44 kegiatan, hanya ada empat perubahan nomenklatur.
Dalam pembahasan anggaran wali kota, Lulung juga mengkritisi beberapa anggaran yang ia nilai fantastis dan tak masuk akal. "Halaman 28 ini juga tidak dibahas sama kita, ini sifatnya segera semua untuk apa? Buset sampai Rp 2,687 miliar untuk Kelurahan Gelora. Ini kelurahan kaya ini," kata Lulung.
Ia kemudian mengingatkan SKPD untuk tidak dengan mudah beralasan ada perubahan nomenklatur. "Bagaimana pengawasannya nanti?" kata dia.
DINI PRAMITA