TEMPO.CO, Barcelona - Manchester City tumbang 0-1 di kandang Barcelona, Nou Camp, Kamis dinihari tadi, 19 Maret 2014, pada pertemuan kedua babak 16 besar Liga Champions Eropa. City, wakil Inggris terakhir dalam kejuaraan utama antarklub Eropa musim ini, tersingkir setelah kalah 1-3 dalam dua kali pertemuan. Berikut ini lima penyebab kekalahan dan kegagalan City pada Liga Champions.
1. Pemain City Lagi-lagi Tak Disiplin
Sebelum pertandingan, ada harapan di kubu Manchester City bahwa David Silva dan Samir Nasri bisa memanfaatkan absennya Sergio Busquets untuk mengeksploitasi celah di depan pertahanan Barcelona.
Namun City kurang disiplin dalam menjaga pergerakan Lionel Messi dan Neymar. Fernandinho, Aleksandar Kolarov, dan Silva menerima kartu kuning pada babak pertama, lantas uring-uringan. Adapun Nasri beruntung tidak terkena kartu merah setelah mengasari Neymar. City bertarung lebih keras pada babak kedua, tapi Nasri lantas ditarik keluar oleh pelatih Manuel Pellegrini.
2. Toure Lamban Saat City Butuh Pertolongannya
Sebelum pertandingan, pers di Spanyol memberitakan Barca pernah tertarik merekrut Vincent Kompany pada 2012 setelah City memenangi Liga Primer Inggris sekali.
Kapten City ini hampir membuat Barcelona mencetak gol pertama dalam sepuluh menit pertama pertandingan. Pasalnya, ia lengah menjaga Dani Alves yang hendak memberikan umpan terobosan kepada Neymar.
Adapun mantan gelandang Barcelona, Yaya Toure, yang berperan menyebabkan terjadinya gol perdana. Toure membiarkan penyerang Barca, Ivan Rakitic, leluasa membobol gawang City. Pemain asal Pantai Gading itu tampak kewalahan meredam kecepatan lari para penyerang Barca. Ia seperti sedang menginjak air saat sedang mengejar lawan.
3. Barcelona Tak Indah Lagi, tapi Tetap Berbahaya
Andres Iniesta mengatakan sebelum pertandingan bahwa Barcelona ingin membuat Manchester City menderita dengan mendominasi semua aspek permainan pada pertemuan kedua 16 besar ini.
Namun sangat berbeda dengan gaya permainan Iniesta dan kawan-kawan yang begitu indah semasa di bawah asuhan Pep Guardiola. Saat itu, di bawah asuhan Guardiola, Barca memainkan umpan-umpan mengalir di semua sisi sebelum menemukan celah untuk secara mendadak menerobos kotak penalti.
Di bawah asuhan Luis Enrique, bola lebih cepat diarahkan kepada trio di depan, yaitu Messi, Neymar, dan Luis Suárez, untuk mencoba membobol gawang dari segala arah. Kurang indah lagi Barca, tapi mereka tetap berbahaya!
4. City Banyak Belanja Pemain tapi Mubazir
City membeli 17 pemain sejak Sergio Aguero cedera saat melawan QPR, yang membuat mereka memenangi Liga Primer Inggris pertama kali pada 2012. Namun hanya Fernandinho yang sukses dan harganya 30 juta pound sterling atau sekitar Rp 582 miliar. Untuk sementara, Wilfried Bony but Willy Caballero, Bacary Sagna, Fernando, Eliaquim Mangala, dan Bruno Zuculini, yang menghabiskan 53 juta pound sterling, belum memberikan kontribusi yang fenomenal.
5. Ada Rakitic yang Menggantikan Xavi
Lionel Messi seperti bisa mendemonstrasikan “satu pertunjukan” yang membuktikan ia masih pemain terbaik di planet ini. Namun di belakang Messi ada Ivan Rakitic dari Kroasia, yang tampil mengesankan sebagai “tukang pukul”. Rakitic, gelandang pekerja keras, direkrut dari Sevilla pada musim panas ini untuk menggantikan gelandang terkemuka Barca, Xavi, yang sudah menua.
GUARDIAN | BBC | HARI PRASETYO