TEMPO.CO, Solo - Buku yang menceritakan kehidupan Sujiatmi Notomihardjo, ibu Presiden Joko Widodo, diluncurkan di Pendapa Prangwedanan Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Kamis, 19 Maret 2015. Buku berjudul I'm Sujiatmi, Jokowi's Mother itu ditulis Kristin Samah dan Fransisca Ria Susanti.
Buku tersebut sebelumnya pernah diterbitkan dalam versi bahasa Indonesia tahun lalu. Setelah cetakan kelima, baru buku itu diterbitkan dalam bahasa Inggris. "Untuk mengakomodasi pembaca yang menyukai bacaan berbahasa Inggris," kata Fransisca seusai peluncuran dan bedah buku itu.
Menurut Fransisca, proses penulisan buku sudah dilakukan sebelum Jokowi dicalonkan menjadi presiden. Bahkan buku versi bahasa Indonesia diluncurkan sebelum Jokowi menerima mandat pada Maret 2014 dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi calon presiden.
Kedua penulis tersebut menorehkan kisah hidup Sujiatmi dalam mengajarkan hidup sederhana kepada keluarganya. Mereka menggali kisah yang dinilai inspiratif itu melalui metode wawancara langsung dengan Sujiatmi. "Kebetulan latar belakang kami memang jurnalis," kata Fransisca.
Fransisca mengaku menjadi wartawan sejak 16 tahun. Meski demikian, dia mengaku sempat kesulitan menulis buku itu. Sepanjang pengalamannya, ada dua orang yang dinilai sangat sulit diwawancarai. "Pertama, seorang mantan pejabat intelijen," katanya. Tokoh itu tidak mau diajak bicara tentang pekerjaannya yang dianggap sebagai rahasia negara.
"Yang kedua Bu Sujiatmi," katanya. Sebab, Sujiatmi dikenal irit bicara. Selain itu, Sujiatmi merasa tak ada yang luar biasa dengan kehidupannya. "Beliau merasa tidak ada hal menarik yang perlu diceritakan." Setelah beberapa kali bertemu, barulah mereka bisa menggali kisah Sujiatmi sejak kecil.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise menyebut sosok Sujiatmi sebagai contoh perempuan yang berhasil membina keluarganya dengan baik. "Dia mengurus keluarga dan pendidikan bagi anak-anaknya di tengah kesibukannya bekerja," katanya.
Yohana berencana menjadikan kisah dalam buku tersebut sebagai model pembelajaran bagi kaum perempuan. "Menjadi sebuah kisah sukses yang bisa disampaikan dalam penyuluhan keluarga," kata perempuan pertama dari Papua yang menjadi menteri ini.
AHMAD RAFIQ