TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan mahasiswa dan alumnus Universitas Indonesia menggelar Rapat Akbar Gerakan Antikorupsi Nasional di Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat. Ketua Ikatan Alumni UI (Iluni) Chandra Motik mengatakan rapat ini mengusung empat tuntutan utama terhadap pemerintahan Joko Widodo.
"Berantas korupsi, kolusi, dan nepotisme sesuai dengan amanat reformasi dan TAP MPR 1998," kata Chandra di kampus UI Salemba, Jumat, 20 Maret 2015. Tiga tuntutan lain adalah perkuat Komisi Pemberantasan Korupsi, reformasi Polri dan lembaga peradilan, pembersihan demokrasi dari oligarki, serta turunkan harga dengan membasmi mafia.
Menurut Chandra, sejak gerakan di KPK pada 18 Februari 2015 lalu, Iluni kemudian menggagas Gerakan Kolaborasi Antikorupsi bersama alumnus dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Gerakan antikorupsi lintas almamater perguruan tinggi ini merupakan kerja sama lintas kampus yang melibatkan alumnus dan sivitas akademika, seperti ITB, IPB, ITS, Unpad, dan UGM.
Chandra menuturkan antikorupsi menjadi ruh perjuangan karena merupakan persoalan besar dan mendasar yang harus diatasi untuk menyelamatkan Indonesia. Karena itu, ucap dia, tuntutan memperkuat KPK menjadi simbol perlawanan terhadap koruptor yang sekarang menggunakan hukum secara semena-mena untuk melemahkan KPK. Menurut Chandra, gerakan kerja lintas kampus ini menggunakan jalur damai, elegan yang konstitusional.
Kegiatan ini dimulai dengan orasi dari perwakilan badan eksekutif mahasiswa dan alumni, aksi teatrikal, dan musikalisasi puisi oleh mahasiswa. Acara puncak akan diisi orasi tokoh nasional dan perwakilan perguruan tinggi serta deklarasi bersama. Dalam aksi ini, Iluni dan BEM UI menyediakan sebuah kotak surat dan surat raksasa untuk Presiden Joko Widodo, KPK, dan Polri.
Tokoh-tokoh yang sudah hadir adalah Ketua KPK nonaktif Abraham Samad, mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana, dan anggota Tim 9, Imam Prasodjo. Rencananya, hadir pula Taufiq Ismail, Bambang Widodo Umar, dan Butet Kartaredjasa.
LINDA TRIANITA