TEMPO.CO, London -Dari kejauhan, deretan kursi dan meja rotan itu tampak seperti gulali dengan warna-warna yang manis. Ada biru muda, merah muda, serta kuning muda yang kalem. Warna-warna lembut yang meneduhkan itu tampak mencolok di tengah kepungan mebel warna natural dan monokromatik. Itu semua ditampilkan dalam pameran furnitur International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) di kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, 14-17 Maret lalu.
Dalam ekshibisi kali ini, terdapat warna-warna muda nan manis seperti cendawan pada musim hujan. Tren ini merupakan hasil penularan demam di dunia mode dan interior yang belakangan sarat akan warna kalem. Akibatnya, banyak perajin mebel lokal khusus membuat produk warna pastel demi menarik minat pasar dalam pameran tahunan ini.
Bos perusahaan mebel Dua Musim, Tri Yoga, mengakui konsumen Indonesia dalam dua tahun belakangan kian menggandrungi warna-warna pastel.
“Permintaan untuk perabotan yang tone warnanya lembut makin banyak tahun ini, padahal semula kami hanya bikin mebel warna putih,” kata Tri saat ditemui di stan pamerannya, tiga hari lalu.
Itulah alasan Dua Musim, yang bermarkas di Semarang, Jawa Tengah, kian getol memproduksi perabot warna pastel. Dari lemari kabinet, cermin, meja rias, sampai coffee table, mereka lumuri dengan cat kayu warna teduh yang didominasi putih. Tak ketinggalan aksen vintage, seperti kayu yang diampelas kasar setelah dicat, agar perabot terkesan kuno.
Produk-produk Dua Musim cocok untuk mereka yang suka akan interior bergaya shabby chic, yang menekankan pada aksen keantikan. Gaya itu memadankan perabot yang antik dengan warna kalem, seperti yang diterapkan perancang mode, Ria Miranda, di rumahnya. Harganya Rp 2,5-4,5 juta untuk mebel berbahan kayu mahoni.
ISMA SAVITRI | HP