TEMPO.CO, Yogyakarta - Musik dan hobi bertemu dalam satu pemutar musik lawas, gramofon. Darodjat mengaku bukan pencinta musik. Namun kecintaannya terhadap alat-alat tua mengantarnya sebagai kolektor piringan hitam agar gramofon di rumahnya bisa “bernyanyi”.
”Mayoritas gramofon yang saya dapatkan tidak bunyi, rusak,” kata Darodjat saat ditemui Tempo dalam pameran Gramapun dan Turntable “Corong Bernyanyi” di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), kemarin.
Dengan telaten, Darodjat memperbaiki gramofon yang rusak sampai bisa difungsikan. Kini barang rongsokan dan tua itu mampu memutar piringan hitam seperti pada zamannya. Untuk mendengarkan piringan hitam, lelaki 57 tahun menyediakan ruangan khusus berukuran 4 x 6 meter persegi di rumahnya, Pakem, Sleman.
Semua koleksi piringan hitam dan gramofon yang dikumpulkan sejak 2001 berada di ruangan khusus ini. Ketika alat putar musik itu mengeluarkan suara, saat itulah, kata Darodjat, dia sedang menikmati hiburan yang luar biasa. ”Ini jarang saya bersihkan. Kalau debunya tambah tebal kan tambah klasik,” katanya.
Koleksi pertama pemutar musik tua itu didapatkannya di pasar loak Triwindu, Solo, pada 2001. Dia membelinya seharga Rp 1,5 juta. Pada 2004, Darodjat berkisah, ada pengepul barang bekas menawarkan gramofon portabel atau koper. Kondisinya rusak parah. Tak ada yang berminat meski gramofon itu dijual kurang dari Rp 1 juta. Darodjat pun tak menggubrisnya. Namun dia justru tak bisa tidur membayangkan gramofon rusak yang ditawarkan kepadanya itu. ”Malam saya telepon, besok paginya saya ambil,” ujarnya.
Setelah diperbaiki, gramofon itu bisa berbunyi. Berdasarkan katalog, gramofon itu bermerek Edison, buatan 1920. Ujung jarum di dua soundbox gramofon itu, yang sempat rusak, ternyata terbuat dari berlian. “Ini pulung (keberuntungan),” kata Darodjat.
Semua benda lawas itu dipamerkan di BBY pada 17-26 Maret 2015. Menurut pengelola BBY, Hermanu, jarum gramofon dari berlian memang awet. Sebab, cara kerja jarum gramofon berputar mengikuti garis lingkaran piringan hitam. Bila dari baja, kata Hermanu, jarum itu gampang aus. ”Kalau terbuat dari berlian, enggak gampang rompal. Harganya bisa Rp 500 ribu.”
PITO AGUSTIN RUDIANA