TEMPO.CO, Pontianak - Setelah beredar kabar intelijen Indonesia yang menyatakan Muhammad Alfian Nurzi diduga bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Hefzi Abdul Razak, ayah Alfian, tidak lagi berupaya menghubungi anaknya.
"Untuk keselamatan dirinya, tidak lagi dihubungi," kata lelaki 55 tahun itu ketika dihubungi Tempo di kediamannya, Sabtu, 21 Maret 2015. Namun Hefzi berharap besar anak ketiganya itu segera pulang ke Indonesia.
Kepala Polda Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Polisi Arief Sulistyanto mengatakan adanya warga Kalimantan Barat yang bergabung dengan ISIS berawal dari rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda). "Saya sudah perintahkan intelijen untuk mendalami informasi itu, termasuk mencari informasi melalui akun media sosial terkait paham-paham ISIS," katanya.
Muhammad Alfian Nurzi, 23 tahun, adalah anak ketiga pasangan Hefzi dan Nurhikmah. Dia adalah mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Pontianak. Alfian selama ini dikenal sebagai fotografer pernikahan dan pranikah. Anggota Dewan Penasihat Pontianak Fotografer Community, Rully Adimas Putra, menyatakan tidak ada yang aneh dalam keseharian Alfian.
Teman-temannya menyatakan bergabungnya Alfian ke ISIS diperkirakan terjadi sekitar akhir Desember 2014 hingga awal Januari 2015. Komunikasinya dijalin melalui dunia maya, yang diduga diawali dengan diskusi-diskusi agama.
Seusai umrah pada 24 September 2014, Alfian tergugah untuk kembali ke Arab Saudi. Alfian pamit kepada orang tuanya untuk bekerja magang di Arab Saudi pada 16 Januari 2015. "Saya percaya, soalnya peralatan untuk foto dibawa," kata Hefzi.
Hefzi tidak mengetahui persis proses keberangkatan anaknya. Terakhir dia kontak dengan Alfian sembilan hari yang lalu. "Fian mengatakan dirinya berada di Mosul, Irak," katanya. Saat itu, kata dia, tidak ada kabar istimewa dari Alfian, kecuali bahwa dia dalam kondisi sehat walafiat.
Hefzi yakin anaknya tidak bergabung dengan ISIS. Sahabat karib Alfian, Sugih Wira Mantiri, juga menyatakan bahwa semua pemberitaan dan informasi mengenai Alfian menjurus ke fitnah.
Menurut Sugih, Alfian sudah mengetahui pemberitaan tentang dirinya di media lokal dan Tempo.co. "Terakhir saya komunikasi malam tadi (dengan Alfian)," ujarnya, Jumat, 20 Maret 2015.
Menurut Sugih, Alfian merasa tudingan terhadapnya hanya klaim sepihak. Tak lama setelah melihat pemberitaan tersebut, Alfian curhat di akun Path-nya. "Sekarang yang baik jadi jahat, yang jahat jadi baik. Ngaku Islam tapi ngatain mujahid teroris. Kami yang berjuang dengan nyawa demi tegaknya syariat malah difitnah macam-macam," tulis Alfian pada Jumat lalu.
ASEANTY PAHLEVI