TEMPO.CO, Pontianak - Setelah 12 hari menjadi buron, Suhardi alias Rudi akhirnya berhasil disergap aparat gabungan Kepolisian Daerah Kalimantan Barat dan Kepolisian Resor Pangkalan Bun di hutan sekitar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Ia ditetapkan menjadi tersangka kasus pembunuhan Tari Arizona, pegawai Pengadilan Tinggi Pontianak.
"Rudi ditangkap bersama motor Yamaha Mio milik Tari Arizona yang tengah ia pakai," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Kota Pontianak, Komisaris Andi Yul Lapawesean, kepada Tempo, Senin dini hari, 23 Maret 2015. Rudi pun kini diterungku di tahanan Polres Pangkalan Bun. "Perburuan tersangka dibantu Polres Pangkalan Bun."
Tari Arizona ditemukan tewas nyaris tanpa busana di kediamannya di Jalan Tani Makmur, Kota Baru, Pontianak Selatan, Rabu, 11 Maret 2015, pukul 07.24. Penyelidik menemukan Tari telungkup di ruang tamu di belakang sofa dengan tengkorak nyaris remuk berlumuran darah dan mulut dililit lakban.
Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto, sebelumnya juga telah mengisyaratkan bahwa penyidik telah mempunyai titik terang untuk mengungkap kasus pembunuhan janda beranak satu yang menghebohkan warga Pontianak ini. "Kami pakai cara ilmiah saja. Yang ilmiah diakui dalam persidangan," jelasnya.
Brigjen Arief menjelaskan, metode Scientific Crime Investigation dikedepankan oleh timnya karena minimnya saksi-saksi dan keterangan yang dikumpulkan oleh penyidik kepolisian dalam kasus ini. "Saksi manusia bisa menyangkal, tapi kalau sudah pakai metode Ilmiah, alat bukti yang kita temukan tidak bisa dibantah," katanya.
Terkait dengan pelacakan jejak Rudi, polisi mengerahkan tiga tim pemburu. Jejak-jejak kaki yang ditemukan di kediaman Tari juga sudah dicocokkan dengan tapak sepatu bagian dalam milik Rudi. Sepatu olah raga warna biru tersebut, menurut Andi Yul, didapatkan dari kediaman induk semang Rudi, Brigadir Kepala Ali.
Beberapa sidik jari yang ditinggalkan di lakban, di kayu yang berlumuran darah, serta di bagian tubuh korban juga sudah disidik. "Tetapi data base sidik jari di Indonesia, belum secanggih yang kita lihat di film-film detektif. Saat diminta untuk pencocokan, sidik jari yang bersangkutan tak muncul. Belum punya e-KTP," ujar Arief.
ASEANTY PAHLEVI