TEMPO.CO, Jakarta - Tim Detasemen Khusus Antiteror 88 dan anggota Kepolisian Daerah Metro Jaya menangkap lima orang terduga pengikut kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Jakarta, Bekasi, Bogor, dan Tangerang Selatan, Sabtu lalu.
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Unggung Cahyono mengatakan polisi menangkap Koswara dan Furqon di Tambun, Bekasi, serta Amin Mude di Perumahan Legenda Wisata, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Adapun Aprimul Hendri ditangkap di Petukangan, Jakarta Selatan, dan Tuah Febriwansyah bin Arif Hasruddin alias Fahri di Pamulang, Tangerang Selatan. “Mereka masih menjalani pemeriksaan,” kata Unggung, saat menggelar barang bukti salah satu tersangka di Perumahan Puri Cendana, Tambun, Bekasi, kemarin.
Dalam penggeledahan itu polisi menyita beberapa barang bukti, seperti buku-buku jihad, seragam, dan bendera ISIS. Barang-barang lain yang disita adalah lima unit laptop, sembilan telepon seluler, paspor dan tiket pesawat, senjata tajam, serta senjata api mainan. "Seragam ini diduga yang dipakai salah satu anak dalam tayangan video ISIS yang disebar di YouTube," ujar Unggung.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, menurut Unggung, Furqon adalah residivis kasus teror di Jawa Timur. Pria asal Bima, Nusa Tenggara Barat, itu diduga memberangkatkan 37 orang ke Turki, termasuk 16 orang yang sudah ditangkap di Turki dan akan dipulangkan ke Tanah Air.
Sedangkan Koswara berperan merekrut calon anggota ISIS dan mencari dana. Aprimul sebagai pembantu yang membiayai ISIS. Amin Mude yang menampung dan memberangkatkan orang-orang itu ke Suriah.
Adapun Fahri, kata Unggung, berperan sebagai penebar propaganda, mengajak orang bergabung dengan ISIS, serta membenci pemerintah Indonesia. "Tersangka Fa (Fahri) dapat dikenai Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) karena dia mengelola salah satu situs untuk menyebarkan kebencian serta mengancam.”
Menurut Jumaidi, Ketua RT 05 RW 07 Kelurahan Bakti Jaya, Pamulang, Fahri, yang tinggal bersama istri dan lima anaknya, dikenal baik dan suka bersosialisasi. “Sejak pindah ke Pamulang sekitar dua tahun, Fahri melapor bekerja sebagai wiraswasta.”
Hidayat, Ketua RT 07 RW 05 Petukangan Selatan, mengatakan Aprimul merupakan orang Sumatera Barat. Dari fotokopi kartu tanda penduduk, dia tinggal di Jalan Bukit Apit RT 003 RW 001, Sumatera Barat. “Dia baru kontrak rumah itu sejak 19 Januari lalu.”
TIM TEMPO