TEMPO.CO, Jakarta - Kapolsek Mampang Komisaris Bambang Hariwibowo mengatakan kemacetan yang terjadi di Kemang Selatan pada Senin, 23 Maret 2015, bukan karena limpasan Kali Krukut. Menurut dia, kepadatan volume kendaraan menjadi faktor dominan penyebab kemacetan.
"Hampir di seluruh ruas jalan ada pembangunan sehingga pengendara mencari jalur alternatif. Jalur Kemang ini adalah salah satu jalur alternatif bagi pengendara yang mau ke kantor wali kota misalnya," kata Bambang kepada Tempo, Senin, 23 Maret 2015.
Genangan di jalan raya, menurut Bambang, hanya setinggi 10-15 sentimeter. Tetapi, dia mengaku sudah menyiapkan skenario lalu lintas jika genangan mencapai 50 sentimeter.
"Polsek Mampang sudah siapkan jalur-jalur alternatif seperti biasa, sebab banjir seperti ini memang bukan hal yang baru," kata dia.
Untuk menangani banjir di permukiman, Bambang bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia, Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana, dan Pemda Jakarta Selatan. PMI memiliki kendaraan jenis amfibi yang dapat digunakan untuk evakuasi.
"Polsek memiliki dua perahu karet, dan selalu menyiagakan 30 personil yang selalu standby setiap hari. Beruntungnya PMI dan Damkar dekat jadi kalau ada keadaan darurat bisa segera tertangani," kata dia.
Bambang mengatakan sudah ada upaya penanggulangan banjir yang dilakukan oleh pemerintah Jakarta Selatan. Selain membangun waduk, tanggul-tanggul yang jebol di Kali Krukut akan segera ditangani oleh Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Selatan. "Pompa di Pondok Jaya akan difungsikan semaksimal mungkin untuk menyedot air keluar dari Mampang," kata dia.
Pernyataan Bambang ditegaskan oleh petugas Traffic Management Center Polda Metro Jaya Brigadir Satria. "Kemacetan yang ada di Kemang bukan karena luapan Kali Krukut sebab luapan itu menerjang perumahan, bukan jalan raya," kata Satria.
Satria menjelaskan, arus volume kendaraan yang tinggi dari arah Pierre Tendean menjadi penyebab utama kemacetan.
DINI PRAMITA