TEMPO.CO, Bukittinggi - Aprimul Hendri, 41 tahun, seseorang yang diduga terlibat dalam jaringan pengikut dan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang ditangkap Kepolisian Resor Jakarta Selatan, berasal dari Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Dia dikenal taat beribadah.
"Om Mul (sapaan Aprimul) suka ke masjid untuk salat dan ikut pengajian," ujar Aida, 19 tahun, karyawan toko Aprimul di kawasan Aur Kuning, Bukittinggi, Senin, 23 Maret 2015.
Menurut dia, di kalangan karyawan, Aprimul dikenal baik dan ramah. Dia juga sering mengingatkan karyawannya untuk salat tepat waktu. "Kalau enggak salat, dia pasti marah," ujarnya.
Tetangga Aprimul di Jalan Adinegoro, Kelurahan Birugo, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, mengatakan Aprimul dan istrinya, Fitri Yeni alias Butet, dikenal taat beribadah. Agama mereka kuat.
Aprimul selalu menunaikan salat di Masjid Jihad. Mereka juga sering berpuasa sunah pada Senin dan Kamis. "Kalau di musala dekat rumah jarang," ujar tetangga yang tak mau menyebutkan identitasnya itu.
Menurut dia, Aprimul dikenal sebagai pedagang. Selain memiliki toko pakaian, dia juga berbisnis jual-beli tanah. Meskipun sibuk dengan usahanya, dia selalu rutin mengikuti pengajian.
Tetangga lainnya, Adril, mengatakan Aprimul hanya dekat dengan tetangga yang berada di sebelah rumahnya. "Kalau yang lain mungkin kurang kenal karena dia kurang bersosialisasi," ujarnya.
ANDRI EL FARUQI