TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga meminta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) membuat surat permohonan maaf. Surat itu untuk menghilangkan dampak kesilapan KONI yang membuat surat rekomendasi kickoff atau mulai berlangsungnya Liga Super Indonesia atau Indonesia Super League (LSI atau ISL). "Kami meminta surat itu dilayangkan Selasa (hari ini) ke Kementerian Olahraga," ujar Gatot S. Dewa Broto, Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kementerian Olahraga, Selasa, 24 Maret 2015.
Gatot mengatakan Kementerian Olahraga yang dipimpin oleh Menteri Imam Nahrawi akan mengambil tindakan tegas bila surat KONI tak kunjung mereka terima. Mereka akan membuat surat peringatan kepada lembaga induk cabang olahraga tersebut. "Surat KONI ini adalah pelanggaran yang serius dan menimbulkan banyak masalah," ujar Gatot.
KONI melayangkan surat rekomendasi penyelenggaraan kickoff ISL kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Surat itu menjadi politis karena rekomendasi hanya bisa dikeluarkan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Lembaga ini sedang memverifikasi 18 klub yang bakal merumput di ISL. Surat tersebut kemudian bisa menjadi alat agar enam klub yang terancam tak lolos verifikasi tetap masuk dalam kompetisi. Kebijakan BOPI juga akan menjadi mentah di tangan PSSI.
Sekretaris Jenderal KONI E.F Hamidy selaku orang yang meneken surat sudah mendatangi Kementerian Olahraga, Senin kemarin. Dia menyampaikan dirinya dicatut dalam surat tersebut. "Tidak mungkin saya meneken sesuatu yang bukan kewenangan saya," kata dia saat dihubungi, Senin, 23 Maret 2015.
Ketua BOPI Noor Aman mengatakan bantahan Hamidy sulit diterima. Sebab, Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman mengaku mendukung digelarnya kickoff ISL. "Artinya dia membenarkan adanya surat itu," ucapnya. Penjelasan Noor diperkuat Ketua PSSI Djohar Arifin Husin. Ia berkukuh bahwa surat tersebut asli. "Palsunya di mana?"
TRI SUHARMAN