TEMPO.CO, Jambi - Judi Novaldi, 18 tahun, pelajar yang diamankan jajaran Polresta Jambi karena menyimpan banyak atribut ISIS ternyata sudah dipecat dri sekolahnya Sekolah Menengah Kejuruan Alfakih, Kasang Pudak, Kabupaten Muarojambi, Jambi, sejak Januari 2015. Alasannya Novaldi sering tidak masuk kelas. Lalu terdaftar sebagai santri di salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Desa Kasang Pudak.
Aan, Kepala SMK dimana MJN pernah belajar. Menurut AAN, mantan siswanya itu dikeluarkan dari sekolah sejak Januari 2015 lalu saat duduk di kelas XII. "Saya kaget mendengar kabar mantan murid kami memiliki banyak atribut ISIS," ujar Aan, Kamis, 26 Maret 2015.
AAN menjelaskan Novaldi adalah siswa pendiam dan jarang bergaul dengan teman-temannya. Karena sering tidak masuk kelas, pihak sekolah akhirnya memutuskan untuk mengeluarkannya dari sekolah.
Secara terpisah, Ketua Pemuda Mandiri Desa Kasang Pudak, Janiarto meminta agar pihak terkait segera menindaklanjuti temuan tersebut karena dikhawatirkan ada pelaku lain. "Kami meminta seluruh ponpes disini untuk terbuka kepada kami. Perangkat desa kalau menerima laporan harus juga mengecek ke lapangan," ujarnya.
Peristiwa ini, menurut Junianto, merupakan peristiwa yang sama merupakan yang ketiga kalinya di kawasan Desa Kasang Pudak."Namun dia tidak mau merincikan kejadian sebelumnya."
Novaldi ditangkap Polresta Jambi pada Senin 23 Maret 2015 sekitar pukul 16.00 WIB setelah mengancam dan penyanderaan ayah dan adiknya. Saat itu, dia meminta uang Rp 300 juta ke orang tuanya. Uang itu diduga akan digunakannya untuk bergabung dengan ISIS. Namun, dia mengklaim akan digunakan untuk membeli rumah.
Saat digeledah, polisi mendapati banyak atribut bendera bertuliskan huruf arab mirip atribut ISIS. Selain itu banyak atribut mirip ISIS yang disita polisi.
SYAIPUL BAKHORI