TEMPO.CO, London-Dalam sebuah studi baru yang melibatkan tikus, latihan aerobik memperlambat pertumbuhan kanker payudara dan membuat kanker lebih sensitif terhadap kemoterapi. Hasil itu meningkatkan kemungkinan bahwa olahraga berpotensi membuat kanker lebih mudah untuk diobati.
Seperti yang dilansir The NY Times pada 25 Maret 2015, menurut para peneliti, obat kanker dan kemoterapi sangat peka dan cocok dengan oksigen. Jadi aliran oksigen di dalam tumor harus tinggi.
Setelah dilakukan penelitian ternyata olahraga mampu untuk mengalirkan oksigen ke jaringan tumor. Olahraga yang dimaksud adalah senam aerobik.
Studi terbaru, yang diterbitkan bulan ini dalam Journal of National Cancer Institute, para ilmuwan memutuskan untuk secara resmi menguji olahraga senam aerobik sebagai sarana mengubah hipoksia tumor. Mereka mulai dengan pembedahan untuk menanamkan sel-sel kanker payudara ke tikus - tikus betina.
Tikus-tikus itu kemudian dibagi menjadi kelompok-kelompok. Ada yang hanya berdiam diri saja, dan yang satunya berlari di atas roda di kandang mereka.
Setelah 12 hari tikus-tikus tersebut diperiksa. Hasilnya tikus yang hanya berdiam diri saja, mengalami perkembangan sel kanker yang sangat cepat. Sementara yang diberi roda untuk aktif bergerak, pertumbuhan sel kankernya lambat. Dan ketika dikemoterapi, mengalami respon yang bagus.
Dr. Mark W. Dewhirst, Profesor Onkologi Radiasi di Duke University School of Medicine yang juga merupakan pemimpin penelitian tersebut, mengatakan, olahraga telah membuat tumor kanker payudara pada tikus lebih bisa menerima kemoterapi.
"Dengan melakukan olahraga yang teratur juga telah membuat mereka lebih mudah untuk membunuh tumor," kata dia.
Dr. Dewhirst untuk sementara akan mencoba metode ini pada pengidap kanker payudara. Dia berharap untuk mempelajari jenis-jenis kanker lainnya dalam studinya di masa depan.
THE NY TIMES|YON DEMA