TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal mengapresiasi upaya Presiden Joko Widodo yang mempromosikan investasi Indonesia di tengah kunjungan kerja ke Jepang pada 22-25 Maret 2015. Musababnya, banyak investor Jepang langsung mengutarakan minat dan komitmen berinvestasi di Indonesia.
“Toyota mengutarakan komitmen senilai US$ 1,6 miliar (sekitar Rp 20,8 triliun) dan Suzuki US$ 1 miliar (sekitar Rp 13 triliun) untuk perluasan investasi,” ujar Kepala BKPM Franky Sibarani melalui keterangan resminya, Kamis, 26 Maret 2015. Komitmen tersebut, jika terealisasi, dapat meningkatkan volume ekspor kendaraan hingga tiga kali lipat yang didapat dari hasil realisasi investasi 2010-2014 senilai US$ 6,3 miliar atau sekitar Rp 81,9 triliun.
Untuk sektor nonotomotif, BKPM menerima tambahan komitmen investasi kurang-lebih US$ 3 miliar atau sekitar Rp 39 triliun. Investor dengan dana US$ 1,58 miliar atau sekitar Rp 20,5 triliun di antaranya sudah mengajukan izin ke BKPM di sektor industri komponen, industri logam, industri olah hasil perikanan, dan perdagangan.
“US$ 1,45 miliar (sekitar Rp 18,8 triliun) sisanya akan segera mengajukan proses perizinan,” ujar Franky. Komitmen investasi tersebut tersebar di sektor tekstil, industri baja, industri pengolahan hasil perikanan, galangan kapal, dan kelistrikan.
Selain itu, tutur Franky, pemerintah sedang menanggulangi berbagai masalah yang selama ini menjadi penghambat investasi. “Misalnya, penanganan distribusi barang dari pelabuhan hingga ke pabrik,” katanya.
Presiden Jokowi, setelah dari Jepang, bertolak ke Cina hingga dua hari ke depan. Di Negeri Tirai Bambu, selain mempromosikan investasi, Presiden Jokowi akan melakukan penandatanganan beberapa nota kesepahaman di berbagai bidang, termasuk keuangan, perindustrian, infrastruktur, penanggulangan bencana, dan antariksa.
ANDI RUSLI | SETKAB