TEMPO.CO, Bandung - Bomber anyar Persib Bandung, Ilija Spasojevic, tak diberi kesempatan berongkang-ongkang kaki meski agenda latihan timnya sedang lowong. Saat rekan-rekannya berfokus mengembalikan stamina setelah latihan uji coba di Ciamis, Jawa Barat, Spaso (sapaan akrabnya) berlatih keras di Stadion Persib.
Sehari sebelumnya Spaso hanya berlatih sendiri. Namun pada Kamis, 26 Maret 2015, pemain asal Montenegro itu langsung mendapat arahan dari pelatih kepala, Djajang Nurdjaman, selaku pelatih kepala Persib. Ditemani rekan setimnya, Dedi Kusnandar, Spaso melahap materi latihan dari Djanur.
Dalam latihan itu, ada juga momen saat mantan pemain timnas Montenegro U-21 itu dilatih mengeksekusi peluang dan pelatih berusia 56 tahun itu yang memberikan umpan. Djanur mengatakan dia memang sengaja menyajikan menu latihan itu guna mengasah kemampuan Spaso dalam mengoyak gawang lawan.
"Kami men-drilling (menggenjot) dia sebagai striker dalam melakukan finishing touch (sentuhan akhir). Makanya kami berikan menu seperti itu," kata pelatih yang membawa Persib menjuarai Indonesia Super League 2014 itu dalam wawancara seusai memimpin latihan, seperti yang dilansir laman Simamaung.com.
Janur mengakui ada keuntungan dalam merekrut Spaso dalam masa pramusim kompetisi ini. Pasalnya, Spaso sudah lama digembleng bersama sang rival sekota, Pelita Bandung Raya. Dengan latihan bersama PBR, otomatis kebugaran Spaso sudah mencapai level yang siap untuk bertanding di kompetisi tertinggi di Tanah Air.
Kondisi tersbeut berbeda dengan para pemain pelamar yang datang ke Persib untuk mengikuti seleksi karena mereka mayoritas adalah pemain free agent yang tidak berlatih secara rutin di klub. "Kondisinya sudah siap dalam situasi bermain, jadi tidak ada masalah karena sudah cukup lama latihan di PBR,” ucap Djanur.
Spasojevic mengaku sudah tidak sabar untuk dapat tampil bersama tim barunya di ISL 2015. Guna mewujudkan impiannya tersebut, Spaso mengaku terus berusaha meningkatkan kondisi fisiknya dan akan cepat beradaptasi dengan para pemain lainnya, terutama dalam sesi-sesi latihan ataupun di luar latihan.
"Saya sudah banyak istirahat dibandingkan dengan pemain lainnya setelah kompetisi di Bali kemarin. Saya berharap dapat segera berlatih bersama juga dengan tim. Semoga semuanya dilancarkan," ujar pemain yang pernah memperkuat Dynamo Tbilisi, Georgia, itu. (Baca: Ilija Spasojevic dan Ambisi Besarnya untuk Persib Bandung)
Sebelumnya, Spasojevic pun berharap suatu saat ia dapat menjadi warga negara Indonesia sehingga dapat memperkuat tim nasional senior. "Saya berharap performa di Persib dapat membuat impian menggunakan kostum timnas Indonesia menjadi kenyataan," tulis Spasojevic dalam akun Twitter pribadinya.
Menanggapi harapan Spaso, pelatih kepala Djadjang Nurdjaman mengharapkan Spaso dapat berfokus terlebih dulu kepada klubnya. "Saya tidak mau menyoroti hal itu (timnas). Mungkin lebih baik ia berfokus pada target jangka pendek dulu saja bersama tim."
Djadjang mengakui bahwa pemain berusia 27 tahun itu sesuai dengan harapannya karena Spaso berpengalaman di Indonesia Super League. Tak tanggung-tanggung, selama empat tahun di Tanah Air, Spaso pernah membela lima tim ISL sebelum akhirnya bergabung dengan Maung Bandung.
Spaso menegaskan ia senang bisa bergabung dengan skuad Maung Bandung, julukan Persib, lantaran klub kebanggaan Kota kembang itu adalah salah satu tim terbesar di Indonesia. "Saya sangat senang dan bangga bisa bergabung dengan tim ini," katanya.
Tak hanya itu, selama empat tahun di Indonesia, Spaso sudah banyak mengetahui kiprah bobotoh saat mendukung Persib. "Yang paling utama adalah bobotoh. Saya tidak sabar bermain di depan bobotoh. Saya sering menonton televisi dan melihat atmosfer bobotoh yang luar biasa."
SIMAMAUNG.COM | PERSIB.CO.ID| AMINUDDIN | BC