TEMPO.CO, Jakarta - Pilot senior Garuda Indonesia, Manotar Napitupulu, kaget oleh hasil penyelidikan jatuhnya Germanwings di Pegunungan Alpen, Prancis, yang menyatakan pilot pesawat itu terkunci di luar kokpit. Menurut Manotar, dalam aturan internasional, seorang pilot atau kopilot tak boleh berada di kokpit pesawat sendirian.
"Harus ada dua orang yang di dalam kokpit," kata Manotar ketika dihubungi Tempo, Jumat, 27 Maret 2015.
Menurut Manotar, pilot dan kopilot diperbolehkan keluar dari kokpit untuk keperluan tertentu, seperti ke toilet. Namun, ketika hendak keluar, pilot harus memanggil salah satu awak kabin untuk menemani kopilot di dalam kokpit.
Manotar mengatakan banyak alasan yang mewajibkan pilot atau kopilot tak boleh sendirian di kokpit. Salah satunya harus ada yang mengawasi jika terjadi sesuatu terhadap pilot atau kopilot, seperti sakit, atau kerusakan pesawat. Awak kabin yang menemani pilot atau kopilot itu juga bertugas memastikan pintu kokpit tidak terkunci dari dalam ketika pilot keluar.
"Belum tentu kopilot di dalam kokpit bisa membukakan. Kalau dia tiba-tiba sakit atau sibuk mengemudikan pesawat kan bahaya," katanya.
Pesawat Germanwings jatuh saat mengarungi langit dari Barcelona, Spanyol, menuju Dusseldorf, Jerman, Selasa, 24 Maret 2015. Pesawat mencapai ketinggian jelajah 38.000 kaki, tapi secara tiba-tiba turun selama sekitar delapan menit. Pesawat kehilangan kontak dengan radar Prancis pada ketinggian sekitar 6.000 kaki sebelum jatuh. Sebanyak 150 penumpang dari 18 negara di pesawat itu dinyatakan tewas.
INDRA WIJAYA