TEMPO.CO, Bima - Untuk mencegah penyebaran jaringan kelompok radikal seperti Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS), Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat Brigadir Jenderal Srijono akan masuk ke kampung-kampung dan berbaur dengan warga Kota Bima, Kabupaten Bima, dan Kabupaten Dompu. Srijono akan menginap di rumah warga.
"Kami tidak mau ada yang terintervensi oleh jaringan itu. Orang Bima adalah orang hebat semua," kata Srijono di Paruga Na'e, Kota Bima, Jumat, 27 Maret 2015.
Agenda berbaur dengan masyarakat ini direncanakan Srijono jauh sebelumnya untuk mencegah dan membasmi tersebar luasnya jaringan keras ISIS yang marak di Indonesia. Selain itu, Srijono menggelar seminar agar tidak ada korban baru yang terprovokasi ISIS.
Srijono mengungkapkan wilayah Bima menjadi target petinggi ISIS sebagai basis jaringan ISIS. Kaharudin yang dibekuk di Talabiau, Kecamatan Woha, beberapa waktu lalu misalnya, adalah korban dari propaganda mati sahid oleh kelompok ISIS. Selain Kaharudin, ada Fajar yang ditembak mati di Kediri.
Srijono mengungkapkan Fajar merupakan salah satu pelaku yang menembak mati Brigadir Kepala M. Yamin, anggota Polres Bima Kabupaten, beberapa waktu lalu. "Kita jangan bilang korban banyak. Satu orang saja yang masuk jaringan ISIS maka sudah sangat bahaya. Ini yang kita harus cegah," kata Srijono.
Srijono mengatakan, doktrin yang diberikan ISIS kepada Kaharudin menyebutkan membunuh polisi itu pahala yang wajib dilakukan. "Tapi setelah diberikan pemahaman maka dia sadar," kata Srijono.
Mulai Jumat, 27 Maret 2015, Srijono dan sejumlah jajarannya menginap di rumah warga agar bisa mengetahui keadaan warga dan apa yang sesungguhnya diinginkan warga. Polisi harus berbaur langsung dengan masyarakat, jika ingin mengetahui apa sebenarnya keinginan masyarakat.
Srijono mengajak seluruh masyarakat agar sama-sama memberantas jaringan keras ISIS dan lainnya. Karena itu akan merusak ahlak saja ."Kami tidak ingin ISIS tersebar luas di Bima," kata Srijono.
AKHYAR M. NUR