TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil masih menerima usulan para kolektor soal batu akik yang akan menjadi cendera mata bagi 109 kepala negara peserta Konferensi Asia Afrika Ke-60 di Bandung. Hal itu diungkapkan Ridwan setelah dikritik soal pemilihan batu akik jenis baturaja untuk cendera mata KAA.
Ridwan mengatakan menerima usulan kolektor yang ingin mempopulerkan batu mulia berwarna biru asli Jawa Barat. Sebab, Ridwan belum lama mendalami seluk-beluk batu akik. “Baru empat minggu belajar,” kata Ridwan, Jumat, 27 Maret 2015.
Sebelumnya geolog dan pakar batu mulia, Sujatmiko, mengkritik Ridwan yang hendak memberi cendera mata berupa batu akik berjenis baturaja kepada 109 kepala negara tamu Konferensi Asia Afrika ke-60.
Menurut Sujatmiko, seharusnya Ridwan memilih batu mulia asal Jawa Barat untuk mata cincin yang akan diberikan pada 24 April 2015 mendatang itu. “Padahal Jawa Barat punya aneka ragam batu mulia yang layak dipakai para kepala negara,” kata Sujatmiko, saat dihubungi Tempo, Jumat, 27 Maret 2015.
Sujatmiko mengatakan Jawa Barat memiliki batu dengan spesifikasi sesuai dengan keinginan Ridwan yakni batu akik jenis badar biru atau blue opal dari Jampang Tengah, Sukabumi. Namun, Sujatmiko mengakui para kolektor batu akik lebih menyukai jenis baturaja daripada badar biru karena warnanya yang lebih indah. Sujatmiko mengatakan kualitas keduanya hampir sama.
Ridwan sebelumnya memilih batu mulia berwarna biru asal Baturaja, Sumatera Selatan. Di kalangan kolektor, batu ini dikenal dengan nama spiritus baturaja. Alasan Ridwan memilih batu berjenis baturaja ini antara lain karena berwarna biru.
Rencananya, batu mulia itu akan dipasangkan dengan cincin hasil desain Ridwan sendiri. Ridwan menjelaskan, dalam cincin itu terdapat segitiga kecil yang saling menyambung hingga membetuk dasar cincin.
Ridwan pun akan membubuhkan tulisan Asia dan Afrika di kedua sisi cincin. Selain itu, di bagian bawah cincin akan dipahat dengan tulisan: Bandung 2015.
KAA ke-60 sendiri akan diperingati pada 24 April 2015. Hingga saat ini baru 80 negara saja yang mengkonfirmasi ketersediaannya untuk datang. Menurut Emil, pemerintah tak henti-hentinya mengingatkan para kepala negara tetangga untuk mengikuti acara ini.
PERSIANA GALIH