TEMPO.CO, Yogyakarta - Komunitas Earth Hour Yogyakarta akan memadamkan listrik serentak pada peringatan Earth Hour ke-7 yang digelar Sabtu, 28 Maret 2015. Gerakan earth hour ini akan melibatkan Pemerintah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulonprogo, dan tak kurang dari seratus kelompok komunitas dan berbagai kalangan swasta di wilayah Yogyakarta, khususnya perhotelan dan restoran.
"Aksi pemadaman listrik serentak akan dilakukan pada 20.30 sampai 21.30 WIB," ujar Koordinarot Public Relation Earth Hour Yogyakarta, Angelina Indra kepada Tempo, Jumat 27 Maret 2015. Gerakan ini dipusatkan di Lapangan Realino Kampus Universitas Sanata Dharma Mrican. Gerakan ini bertujuan mengkampanyekan kembali tentang penghematan energi demi mengurangi dampak perubahan iklim yang semakin serius.
Perubahan iklim yang dinilai mengkhawatirkan terutama pemanasan global, memicu berbagai bencana, seperti makin naiknya permukaan air laut, kemarau lebih panjang, badai, dan perubahan lingkungan lain. Pemadaman listrik dilakukan demi mengurangi emisi karbon yang selama ini dibutuhkan untuk pembakaran pembangkit tenaga listrik.
"Kami akan melibatkan perwakilan PLN (Perusahaan Listrik Negara) tiap daerah untuk menghitung berapa penghematan konsumsi energi itu dalam satu jam aksi pemadaman," kata Angelina. Untuk acara yang ke -7 ini, Earth Hour Yogya menyisipkan aksi lari malam massal yang melibatkan komunitas Playon-Jogja, sebah komunitas pelari (indorunner) di Yogyakarta.
Para pelari ini akan mulai berlari bersama saat aksi pemadaman dimulai dengan menempuh jarak sejauh 7 kilometer mengelilingi Kota Yogyakarta. Rutenya, mulai dari Lapangan Realino Sanata Dharma- Universitas Negeri Yogyakarta-Bundaran Universitas Gadjah Mada- Jembatan Rumah Sakit Sardjito- Jalan AM Sangaji- Monumen Tugu- Jalan Soedirman- Jalan Solo- Gejayan- dan finish kembali ke Lapangan Realino Sanata Dharma.
Aksi lari 7 kilometer ini menandai peringatan earth hour yang mengusung 7 isu penting tahun ini yang ditindaklanjuti dengan 7 program konservasi di tujuh wilayah Indonesia. Tujuh program itu adalah sektor laut dan pesisir (untuk Bali dan Nusa Tenggara), isu deforestasi (Kalimantan), isu keanekaragaman hayati (Sumatera), isu sampah ( Sulawesi), isu sungai dan air ( Jawa Timur), isu transportasi publik ( DIY dan Jawa Tengah) dan isu energi (Jabodetabek).
"Karena Yogya termasuk berasalah dalam transportasi publik, digelar aksi lari sebagai bagian hidup sehat," kata Angelina. Saat ini, menurut dia, terdapat 28 kota pendukung Earth Hour yang akan menggelar aksi peringatan ini.
Juru bicara Perusahaan Listrik Negara (PLN) Region Kota Yogyakarta, Paulus Kardiman menyatakan saat ini puncak pemborosan energi penggunaan listrik di Kota Yogyakarta terjadi saat pukul 18.00 hingga 22.00 WIB. "Ada 1 juta pelanggan yang kami tangani saat ini, pemadaman satu jam itu akan sangat berpengaruh signifikan," ujar Paulus.
PRIBADI WICAKSONO