TEMPO.CO, Jakarta - Wisata kuliner ekstrem kini menjadi tren bagi para pelancong. Di Indonesia, setidaknya ada empat destinasi wisata yang menyuguhkan sajian yang tak lazim. Berikut daftar menu ekstrem seperti dikutip dari majalah Travelounge edisi Maret 2015.
Ulat Sagu
Suku Kamaro yang tinggal di Kabupaten Timika, Papua, tak hanya terkenal dengan ukiran kayunya dan tarian khas mereka. Ada makanan khas berupa ulat sagu, yang mereka makan tanpa dimasak lebih dulu. Tradisi demikian sudah melekat sejak lama pada suku ini.
Meski ada juga yang mengolahnya dengan cara merebusnya dan kemudian disajikan dengan sambal. Ada pula yang digoreng dan dicampurkan dengan tumis sayuran. Beberapa warga mengolahnya menjadi satai. Konon, ulat sagu ini dipercaya dapat menjaga stamina.
Cacing Nyale
Selain punya pantai yang indah, Lombok punya budaya unik yang dinamakan upacara bau nyale. Kata bau berarti menangkap, sedangkan nyale adalah cacing laut yang hidup di lubang-lubang batu karang.
Jadi, bau nyale adalah acara menangkap cacing laut yang dilakukan masyarakat setempat pada waktu dan bulan tertentu. Biasanya sekitar Februari dan Maret ketika cacing nyale itu keluar dari karang.
Masyarakat setempat meyakini kandungan yang ada pada cacing nyale sangat bermanfaat bagi tubuh. Bagi yang memakannya dipercaya dapat enteng jodoh dan awet muda. Enteng jodoh jika dimakan oleh yang lajang, sedangkan para ibu yang menyantapnya berharap jadi awet muda. Adapun kaum pria menjadi lebih perkasa.
Belalang Goreng
Gunungkidul tak hanya terkenal dengan deretan pantai yang cantik. Daerah di selatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta itu juga punya sajian kuliner yang tak kalah ekstrem. Salah satunya adalah belalang goreng. Camilan ini dapat ditemukan di daerah Wonosari, Paliyan, Semanu, atau Pantai Indrayanti.
Uniknya, belalang goreng ini memiliki beberapa jenis rasa. Ada rasa orisinal, pedas, dan pedas manis. Entah apa alasannya, yang pasti bagi yang baru pertama kali mencoba disarankan untuk memilih yang orisinal saja.
Belalang goreng diyakini mengandung vitamin A dan protein. Selain itu, masih ada sajian kuliner ekstrem lainnya, seperti jangkrik, laron, dan kepompong yang dikenal dengan nama ungkrung.
Tikus Hutan
Bila sempat mampir ke Tomohon, Sulawesi Utara, cobalah singgah ke Pasar Beriman yang tak jauh dari pusat kota. Anda akan menemukan keunikan yang dijajakan para pedagangnya. Mulai dari anjing, ular, kelelawar, biawak, monyet, hingga tikus hutan.
Beberapa binatang itu ada yang sudah dipanggang, ada pula yang masih hidup, seperti anjing dan kelelawar. Para pedagang menjualnya per ekor atau per kilogram.
Hidangan ala Minahasa ini bisa ditemukan di sejumlah restoran dalam perjalanan dari Manado ke Tomohon. Namun yang paling sering ditemukan adalah olahan anjing dan kelelawar, yang oleh masyarakat setempat disebut paniki.
TRAVELOUNGE