TEMPO.CO, Duesseldorf - Andreas Lubitz, kopilot yang sengaja menjatuhkan pesawat Germanwings di Pegunungan Alpen, Prancis, diketahui punya masalah depresi. Dia juga diduga ada masalah pada matanya.
Soal ini diketahui penyelidik Jerman saat menggeledah rumahnya di Duesseldorf dan rumah orang tuanya di Montabaur, Negara Bagian Rhineland-Palatinate, Jerman.
Kejadian seperti itu bukan yang pertama. Pesawat Silk Air Flight 185 yang jatuh di Sungai Musi, Indonesia, pada 1997 diduga juga karena pilot yang stres. Musibah pesawat yang terbang dari Jakarta menuju Singapura ini menewaskan 104 orang. Pesawat itu diterbangkan Tsu Way Ming dari Singapura dan kopilot Duncan Ward (Selandia Baru).
Investigasi kecelakaan ini dilakukan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi Indonesia bersama tim ahli dari Amerika, Singapura, dan Australia. Pada 14 Desember 2000, KNKT mengeluarkan laporan yang menyatakan penyebab kecelakaan tidak dapat diketahui.
Hanya saja, The National Transportation Safety Board ( NTSB), Amerika Serikat, memiliki pendapat yang berbeda. NTSB menyimpulkan bahwa kapten Tsu sengaja menjatuhkan pesawatnya ke laut (bunuh diri).
Sang pilot dikabarkan mengalami kerugian dalam investasi keuangan dan memiliki tagihan kartu kredit yang besar. Tsu membeli polis asuransi beberapa hari sebelum kejadian, dan keluarga akan menikmati santunan asuransi ini karena kecelakaan yang dialaminya.
REUTERS | VOX.COM | ABDUL M.