TEMPO.CO , Makassar: Kelanjutan pengusutan kasus dugaan pemalsuan administrasi kependudukan yang menjerat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (nonaktif) Abraham Samad belum jelas. Hingga kini, penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan dan Barat tidak kunjung mengagendakan pemeriksaan terhadap Samad yang berstatus tersangka.
Juru bicara Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Endi Sutendi, mengakui belum ada jadwal pasti mengenai pemeriksaan ulang terhadap Samad. Penyidik disebutnya masih berkoordinasi dengan tim kuasa hukum Samad dan Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. "Kami masih koordinasikan. Soal agenda pastinya memang belum ada," kata Endi, Minggu, 29 Maret.
Kendati demikian, Endi menegaskan kasus pemalsuan dokumen yang membelit Samad itu akan terus berlanjut. Tidak ada alasan bagi kepolisian untuk menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3). Polda Sulawesi Selatan dan Barat menunggu petunjuk Mabes Polri mengingat pihak pusat sempat mengeluarkan kebijakan penundaan penyidikan.
Pada 24 Februari lalu, Samad sempat diperiksa di Polda Sulawesi Selatan. Namun, pemeriksaan dihentikan lantaran Samad mengeluh sakit maag. Hingga saat ini, pemeriksaan belum pernaih digelar kembali.
Dalam kasus ini, Samad ditetapkan tersangka lantaran disinyalir membantu tersangka utama, Feriyani Lim, menerbitkan KK dan KTP, saat mengurus perpanjangan paspor di Makassar pada 2007. Kepolisian menjadikan dokumen kependudukan itu sebagai alat bukti. Dokumen itu mencantumkan Samad sebagai pemilik alamat yang ditinggali Feriyani.
Salah satu kuasa hukum Samad, Adnan Buyung Azis, menerangkan pihaknya belum menerima informasi pasti mengenai agenda pemeriksaan ulang kliennya lantaran adanya perintah penundaan penyidikan dari Mabes Polri. Kendati begitu, pihaknya meminta agar kepolisian menetapkan batas waktu agar kasus itu tidak terkesan 'digantung'. "Harus ada kepastian hukum," kata dia.
Di tengah belum adanya kepastian kelanjutan pengusutan kasusnya, Samad aktif memenuhi undangan kelompok masyarakat antikorupsi untuk tampil sebagai pembicara. Terakhir, Samad tampil sebagai orator dalam Festival Antikorupsi di Benteng Rotterdam Makassar, Sabtu, 28 Maret. Samad hadir menyulut semangat anak muda dan pegiat antikorupsi untuk memerangi korupsi di negara ini.
Dalam Festival Antikorupsi itu, Samad tidak memberikan testimoni, seperti yang didaulat panitia pelaksana. Samad memilih membacakan puisi di depan ribuan pengunjung acara tersebut. Alumnus Universitas Hasanuddin itu membacakan puisi berjudul 'Darah Daging Korupsi'. "Puisi itu untuk mengenang reformasi 1998, tapi masih banyak keganjilan dan fenomena di masyarakat," ucap Samad.
TRI YARI KURNIAWAN