TEMPO.CO , Bandung: Masjid Raya Bandung ikut berbenah menyambut puncak peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Gedung Merdeka Bandung, 24 April 2015 mendatang. Berbiaya total hampir Rp 3 miliar, salah satu anggaran yang besar yakni pembuatan toilet dan tempat wudu baru bagi tamu VIP (Very Important Person) KAA yang singgah untuk salat Jumat. Biaya sepasang toilet tersebut Rp 900 juta.
Ketua Tim Renovasi Masjid Raya Bandung untuk perhelatan KAA, Tatang Hermawan mengatakan, dana perbaikan dan penambahan fasilitas masjid berasal dari CSR (corporate social responsibility) Bank Jabar Banten sebesar Rp 2,3 miliar. Dananya diberikan secara bertahap sesuai kemajuan pengerjaan. "Dari BPIC (Badan Pengelola Islamic Centre) Yansos Jabar Rp 600 juta," kata Tatang saat ditemui Tempo, Ahad, 29 Maret 2015.
Dari dana yang sudah cair, panitia renovasi memulai pengerjaan sejak 13 Maret hingga ditargetkan tuntas 17 April 2015 atau sepekan sebelum delegasi berdatangan ke Bandung. Menurut Tatang, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil banyak berperan dalam renovasi masjid milik pemerintah provinsi Jawa Barat itu.
Ridwan punya andil dalam mendapatkan dana dari Bank Jabar Banten hingga teknis perencanaan perbaikan dan penambahan fasilitas baru, termasuk toilet VIP tersebut. "Inginnya (Walikota) toiletnya berstandar hotel bintang lima," kata Kepala Bagian Perencanaan Renovasi Masjid Raya Bandung Yogi Pribadi.
Toilet VIP lelaki berada di bekas kantor Sekretariat Dewan Kemakmuran Masjid (DKM). Posisinya berada di sisi kiri dari pintu samping masjid yang dekat dengan pos Satuan Polisi Pamong Praja. Adapun toilet VIP perempuan di seberangnya, atau sisi kanan masjid.
Yogi mengatakan, di ruang toilet VIP lelaki berukuran 7,5 x 6,5 meter itu, dipasangi 8 keran air untuk berwudhu, 4 closet, 4 wastafel, dan 5 buah urinoir. Adapun di ruang toilet VIP perempuan yang berukuran lebih kecil, sekitar 12 meter persegi, dipasangi 4 keran untuk berwudhu, sebuah wastafel, dan satu closet.
Komponen termahal pada toilet itu, kata Yogi, yakni marmer bolong alias travertin untuk ditempelkan di dinding. Fungsinya agar ruangan terlihat indah. "Yang ada seperti hotel berbintang di Jakarta," kata Yogi.
Setelah acara KAA nanti, belum jelas untuk siapa penggunaan fasilitas itu kelak. Tatang mengusulkan agar toilet VIP bisa diakses publik. Khususnya bagi kalangan difabel yang berkursi roda atau memakai kruk, dan ibu hamil, serta kalangan lanjut usia.
ANWAR SISWADI