TEMPO.CO , Makassar: Bendera mirip bendera Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dikibarkan dalam sebuah acara tabligh akbar dan pengajian di Kompleks Perumahan Pesona, Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Minggu, 29 Maret 2015. Dari pantauan Tempo di depan lokasi itu, ada pula spanduk bertuliskan 'Isu ISIS Pengalihan Kenaikan Harga BBM' dengan lambang ISIS.
Tidak jauh dari tempat itu, atribut menyerupai bendera ISIS juga terlihat pada sebuah bangunan yang tengah dikerjakan. Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Biringkanaya, Komisaris Azis Yunus, membenarkan adanya kegiatan oleh kelompok pengajian yang dipimpin Ustadz Muhammad Basri. Namun, soal adanya bendera kelompok teroris itu dibantahnya. "Itu hanya mirip bendera ISIS," ucapnya, Minggu, 29 Maret.
Dalam kegiatan itujuga ada spanduk bertuliskan hapuskan penjajahan Cina. Kelompok pengajian itu melarang aparat, warga sekitar, dan wartawan yang ingin mengambil gambar atau mendekati lokasi acara.
Azis mengaku tidak mengetahui nama kelompok yang menggelar tabligh akbar dan pengajian itu. Basri sendiri diketahui pernah menjadi pembina Tahfidz Quran Masjid Ridha. Masjid itu berada beberapa ratus meter dari lokasi tabligh akbar. Di masjid ini pula dulunya beredar kabar adanya pembaitan kelompok ISIS di Makassar.
Azis mengatakan kelompok yang dipimpin Basri memang selalu menghelat pengajian setiap bulannya. "Biasanya pada minggu ganjil terakhir pada setiap bulan," ucapnya.
Kepolisian tidak pernah memberikan izin perihal kegiatan itu. Namun, pihaknya tidak melarang kelompok itu menggelar kegiatan keagamaan. "Kami tetap waspadai adanya penyebaran paham radikal di dalamnya," tutur dia.
Hal serupa disampaikan juru bicara Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Endi Sutendi. Endi menyebut pihaknya terus melakukan pengawasan terhadap aktivitas setiap orang atau kelompok yang mencurigakan. "Kami terus monitoring. Selama tidak melakukan aksi kekerasan dan menyebarkan ajaran radikal, kami tidak bisa sembarangan menangkap," kata Endi.
Dalam tabligh akbar dan pengajian itu sendiri, Basri menyatakan pihaknya mengecam pelbagai kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat. Soal keberadaan ISIS pun dinilai cuma pengalihan isu dari pihak pemerintah mengenai kebijakan menaikkan tarif BBM yang menyengsarakan rakyat. Kelompok ini pun menyebut bukan bagian dari ISIS.
Atribut menyerupai bendera ISIS yang dikibarkan adalah bendera tauhid dengan kalimat Laa Ilaha Illala. Basri menambahkan pihaknya meminta pemerintah menerapkan Daulah Islamiyah. Itu diklaimnya adalah solusi atas berbagai permasalahan bangsa dan negara.
TRI YARI KURNIAWAN