TEMPO.CO, Banda Aceh - Setelah sepekan terjadinya pembunuhan dua anggota TNI di Nisam Antara, Aceh Utara, Kepolisian Daerah Aceh masih belum dapat mengungkap dan menangkap pelakunya. Kepolisian menduga kelompok tersebut berjumlah 15-20 orang.
“Apakah bersenjata semua, belum diketahui. Yang jelas bersenjata, karena melakukan pembunuhan dengan menggunakan senjata api,” kata Kepala Polda Aceh Inspektur Jenderal Husein Hamidi dalam konferensi pers di Banda Aceh, Senin siang, 30 Maret 2015.
Menurut Husein, belum diketahui pasti apakah sebelumnya kelompok yang melakukan pembunuhan tersebut terlibat aksi-aksi kriminal lain di Aceh. Sejauh ini, polisi hanya mendeteksi ada tiga kelompok bersenjata di Aceh yang kerap melakukan aksi kriminal. Mereka adalah kelompok Din Minimi, Raja Rimba, dan Gambit.
Pemimpin kelompok Raja Rimba sudah tertangkap di Aceh Timur beberapa bulan lalu. Tapi nama Raja Rimba tetap dipakai oleh orang lain dalam melakukan aksi kriminal. “Seakan-akan belum tertangkap,” ujar Husein.
Husein menuturkan aksi kriminal dengan menggunakan senjata sebagian telah terungkap. Salah satunya pelakunya baru ditangkap, yakni Doyok dari kelompok Din Minimi, 23 Maret lalu.
dalam penangkapan Doyok, polisi menyita 384 butir peluru. Saat ini Doyok sedang diproses di Polres Aceh Utara. “Belum diketahui keterlibatannya dalam kasus pembunuhan TNI. Tapi dia diduga melakukan aksi-aksi kriminal sebelumnya,” kata Husein.
Polisi terus mengejar kelompok yang membunuh anggota TNI dari Kodim Aceh Utara pada Senin lalu. TNI juga dilibatkan secara bersama-sama untuk menjaga stabilitas di Aceh.
ADI WARSIDI