TEMPO.CO , Makassar: Merawat jantung akan membantu usia hidup menjadi lebih lama. Berhenti merokok, berolahraga, dan makan makanan yang sehat adalah cara yang tepat. Tapi itu belum cukup, penting juga mengenali penyakit jantung karena sering kali tak punya gejala.
“Kalau orang kena serangan jantung koroner, konsekuensi yang ditimbulkan terlalu besar. Karena begitu banyak obat yang harus diminum,” tutur Kepala Instalasi Cardiac Centre Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Abdul Hakim Alkatiri, Selasa pekan lalu.
Hakim mengenalkan dan memaparkan cara mengatasi penyakit jantung koroner dalam seminar yang digelar di ruang diklat rumah sakit itu. Dosen luar biasa sistem kardiovaskular Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ini menjelaskan bahwa koroner adalah pembuluh darah yang memberi makan otot jantung.
Jantung, kata dia, bisa bekerja karena mendapat makanan. Jadi, kalau koroner mengalami gangguan, dalam hal ini penyempitan atau penyumbatan, seseorang bisa dikatakan menderita jantung koroner.
Menurut dia, gejala jantung koroner ini bermacam-macam, dari sakit dada sebelah kiri, kadang menjalar ke leher, lengan kiri, rahang, atau bahu. Kadang-kadang bisa juga sampai ke ulu hati, yang sebagian orang menduga penyakit mag. Biasanya juga disertai dengan keringat dingin, mual, badan terasa berat, dan sesak napas. Gejala lain adalah perasaan denyut jantung tidak teratur dan mati mendadak. “Tapi kadang juga tak ada gejala sama sekali,” tutur Hakim.