TEMPO.CO, Bandung - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengimbau masyarakat Jawa Barat agar tidak memberikan ruang kepada penyebaran paham radikal yang menjadi ideologi kelompok-kelompok garis keras, seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Menurut dia, secara faktual pergerakan ISIS di Jawa Barat tidak bisa dibuktikan, tapi tak bisa dinafikan bahwa paham organisasi itu ada dan menyebar. "Saya percaya masyarakat tidak menerima. Itu tidak akan masuk ke wilayah Jawa Barat," ujar Iriawan seusai acara tatap muka bersama pemimpin redaksi dan kepala biro media massa di Bandung, Senin, 30 Maret 2015.
Menurut Iriawan, ISIS semakin berkembang. Ia mengatakan kelompok radikal itu sudah memilki pola pelatihan yang baik serta mempunyai dana yang besar. Karena itu, ia meminta masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh paham-paham yang dibawa kelompok itu. Sebab, paham ISIS sama sekali tidak terkait dengan negara Indonesia. "Kita tidak ada kaitannya. Itu di Irak dan Suriah," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, terdapat enam warga Jawa Barat yang diduga bergabung dengan ISIS. Mereka berada di antara 16 warga negara Indonesia yang ditangkap kepolisian Turki di Provinsi Gaziantep saat hendak menyeberang ke Suriah beberapa pekan lalu. "Yang kami khawatirkan adalah ketika mereka kembali ke Jawa Barat," ujar Iriawan.
Iriawan mengatakan Jawa Barat rentan dimasuki paham-paham kelompok garis keras. Pasalnya, Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki wilayah yang cukup luas dan padat penduduk. Karena itu, "Kami akan menyikapinya dengan serius," ujarnya.
IQBAL T. LAZUARDI S.