TEMPO.CO, Sanaa - Warga negara Indonesia di daerah konflik di Yaman kian terancam dengan serangan udara koalisi Arab Saudi terhadap kantong-kantong pemberontak Houthi. Sabtu malam serangan terjadi di Hudaidah, di mana ada sekitar seratus warga negara Indonesia.
Ketua Persatuan Pelajar Indonesia di Hudaidah, Diya Hidaidah, menyatakan kondisi mahasiswa dan keluarga di daerah tersebut aman, meski mereka kekurangan pangan. "Untuk saat ini Hudaidah dan Zabed aman," kata Diya kepada Tempo, Ahad, 29 Maret 2015.
Baca Juga:
Di Hudaidah, ada 85 warga negara Indonesia, dengan 70 mahasiswa dan selebihnya tenaga kerja Indonesia. Perinciannya Dar El Ulum 60 mahasiswa, Jamiah Da'wah empat orang, Markaz Da'wah dua orang, dan selebihnya Wathania. Selain itu terdapat 30 mahasiswa Indonesia di Zabed, yang terletak 80 kilometer dari Hudaidah.
Menurut Diya, mereka sangat ingin dievakuasi namun tidak bisa karena semua akses ditutup dan bandara hancur semuanya. Sedangkan dari jalan darat, akan dicegat oleh militan Syiah Houthi. Adapun pelabuhan-pelabuhan sebagian besar juga dikuasai pemberontak.
"Di sini ada anak-anak juga, kasihan. Semuanya tidak ada persiapan apa-apa. Tidak punya uang juga," kata Diya.
Untuk sementara, makanan mereka ditanggung oleh Persatuan Pelajar Indonesia lantaran tidak ada bantuan dan tidak bisa ke mana-mana. Anak-anak yang dimaksud adalah keluarga mahasiswa asal Sulawesi, yang memiliki dua anak, salah satunya bayi berusia empat bulan dan satu lagi berusia 2,5 tahun.
Sedangkan kondisi mahasiswa dan warga negara Indonesia di Aden, menurut mahasiswa Indonesia, Alwi Zaid, saat ini masih aman dan dalam kondisi sehat. Meskipun serangan udara Arab Saudi kian gencar ke beberapa wilayah dekat Aden, terutama ke wilayah yang dikuasai pemberontak Houthi.
Menurut Zaid, gempuran tersebut jauh letaknya dari kampusnya. Sama seperti penuturan Diya, mahasiswa di Aden pun ingin dievakuasi, tetapi masalahnya seluruh jalan untuk evakuasi tertutup dari semua sisi. "KBRI selalu siap mengevakuasi kami kapan pun, mereka selalu menghubungi kami," kata Alwi.
Adapun Duta Besar RI di Yaman, Wajid Fauzi, mengatakan situasi di Sanaa sangat dinamis dan cepat berubah. Evakuasi WNI terkendala karena tidak ada penerbangan keluar, lantaran bandara Sanaa yang rusak. Wajid menyarankan WNI di Hudaidah untuk tetap berada di sana. "Nanti kita atur perjalanannya, saat ini tidak disarankan ke sana, lebih berbahaya," kata Wajid.
NATALIA SANTI