TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat Germanwings, anak usaha masakapai penerbangan Lufthansa, jatuh di Pegunungan Alpen, Prancis, Selasa, 24 Maret 2015. Tragedi ini menewaskan semua penumpang dan awak kabinnya yang berjumlah 150 orang, termasuk kopilot Andreas Lubitz.
Tim investigasi Prancis meyakini Lubitz dengan sengaja menabrakkan pesawat itu ke tebing di Pegunungan Alpen. Selain diyakini menabrakkan pesawat itu, dari pemeriksaan awal dan wawancara dengan rekan dekat Lubitz terungkap sejumlah "kegilaan" yang pernah dilakukan kopilot itu:
1. Terobsesi Gunung Alpen
Dieter Wagner, rekan Lubitz, kepada surat kabar Le Parisien, seperti dilansir News.Com.Au menuturkan, Lubitz, dikenal punya hobi paralayang. Ia diketahui pernah ambil bagian dalam kelas terbang yang dikelola klub terbangnya di sekitar wilayah Pegunungan Alpen.
"Dia memiliki ketertarikan pada Pegunungan Alpen hingga menjadi obsesi," ujar Dieter, yang juga anggota klub paralayang itu, Sabtu, 28 Maret 2015. Dengan pengalamannya berkali-kali terbang di atas Pegunungan Alpen, Dieter yakin Lubitz mengetahui pasti seluk beluk lokasi tersebut.
2. Mengunci Mantan Pacar
Kepada surat kabar Jerman, Bild, mantan pacar Lubitz yang meminta dipanggil Maria W., menceritakan karakter Lubitz. Mereka pacaran tahun 2014, selama lima bulan namun kemudian putus. Maria mengaku memutuskan Lubitz karena tak tahan dengan perilaku kopilot Germanwings ini yang aneh dan emosional.
Mereka suka jalan bersama, dan selalu dalam hotel yang sama jika dalam rute penerbangan yang sama. Suatu kali, tiba-tiba dalam sebuah percakapan, Lubitz mengamuk dan berteriak. "Ini terjadi beberapa kali, dan saya pernah dikunci di kamar mandi dalam waktu lama," kata perempuan itu.
3. Menyembunyikan Penyakitnya
Polisi Jerman menemukan surat keterangan sakit di rumah Lubitz. Dari rekaman medis itu, Lubitz seharusnya tidak diperbolehkan terbang saat tragedi itu terjadi. Surat keterangan sakit ini bisa menjadi alasan agar Lubitz beristirahat demi alasan kesehatan. Namun pihak Lufthansa maupun Germanwings mengaku tidak pernah menerima surat itu.
Kondisi mental Lubitz agaknya juga menjadi persoalan. Sebuah rumah sakit di Duesseldorf, Jerman, menyatakan kepada polisi jika Lubitz pada 10 Maret 2015 mengunjungi rumah sakit ini untuk menerima sebuah diagnosis penyakit. Menurut hukum Jerman, karyawan diwajibkan segera memberi tahu perusahaan jika tak bisa bekerja.
4. Ingin Terkenal di Dunia
Mantan pacar Lubitz yang mengaku bernama Maria W, mengatakan ia kaget dengan tragedi di tebing Gunung Alpen itu dan teringat percakapannya dengan Lubitz setahun lalu. "Suatu hari dia mengatakan bakal melakukan sesuatu yang mengubah sistem sehingga membuat semua orang mengingat namanya," kata Maria.
Waktu itu, Maria mengaku tak tahu maksud perkataan Lubitz. "Tapi sekarang sudah jelas," ucapnya. Meski takut dengan karakter Lubitz, pramugari itu mengaku bekas pacarnya orang yang manis dan romantis. Mereka bertemu di Hotel, saling bertukar nomor dan menelpon. Lubitz juga suka membawakan bunga. "Dia orang yang manis...," katanya.
5. Membunuh Lebih Banyak orang
Maria W, mantan pacar Lubitz, menyebut kopilot Germanwings itu terobsesi menjadi kapten pilot di Lufthansa dan terbang jarak jauh. Kondisi keuangannya dan mimpi-mimpinya yang lain. Seringkali, menurut Maria, Lubitz terbangun dari tidur karena mimpi buruk di malam hari dan berteriak. "Kami menabrak," kata Maria menirukan teriakan Lubitz saat itu.
Lubitz bisa membunuh lebih banyak orang jika ia menyadari mimpinya menerbangkan pesawat lebih besar untuk penerbangan jarak jauh menjadi kenyataan. Frank Woiton, yang terbang dengan Lubitz tiga pekan lalu, mengatakan kepada harian Bild: "Dia berbicara tentang pelatihan dan betapa bahagianya dia. Dia mengatakan ingin terbang jarak jauh dan menjadi kapten."
Woiton, yang berasal dari kota asal Lubitz di Montabaur, mengatakan Lubitz bermimpi terbang dengan Boeing 747 dan Airbus A380. Boeing 747 pesawat besar, yang sering disebut jumbo jet, dengan kapasitas maksimum 660 penumpang. Kapasitas Airbus A380 juga jauh lebih besar dari 180 penumpang jet A320, yang diterbangkan Lubitz. Pesawat A380 standar membawa 544 orang, tapi versi lebih besar membawa hingga 800 orang.
REUTERS | MIRROR | DAILY MAIL | NEWSCOM.AU | WA | BC