TEMPO.CO, Bandung - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk jenis Premium dan solar hingga saat ini belum mempengaruhi harga bahan pokok di Kota Bandung. "Kalau untuk harga sayuran dan bumbu masih tetap, dan tidak turun," ujar salah satu pedagang Pasar Kosambi, Popon, 63 tahun, Senin, 30 Maret 2015.
Pemerintah resmi menaikkan harga BBM untuk jenis Premium Ron88 dan solar pada Sabtu, 28 Maret 2015, lalu. Harga Premium naik sebesar Rp 500 dari Rp 6.900 menjadi Rp 7.400 per liter, sedangkan untuk solar naik dari Rp 6.400 menjadi Rp. 6.900 per liter.
Menurut Popon, yang menyebabkan naik-turunnya harga sayuran saat ini disebabkan oleh musim tanam dan panen. "Kalau musim tanam pasti harganya naik, seperti bawang merah dari asalnya Rp 25 ribu sekarang menjadi Rp 35 ribu per kilogram," kata dia. Adapun, ucap Popon, kenaikan harga BBM tidak terlalu signifikan pengaruhnya terhadap harga sayuran di Kota Bandung.
Begitu pula dengan harga minyak goreng, hingga saat ini belum naik. "Harga minyak goreng tidak mengalami kenaikan. Harganya tetap Rp 11 ribu per liter. "Yang naik cuma kacang tanah, dari asalnya Rp 21 ribu menjadi Rp 23 ribu per kilogram," ujar pedagang lainnya di Pasar Kosambi, Sulastri, 62 tahun.
Sementara itu, untuk harga beras justru malah turun ketika harga BBM naik. Untuk harga beras jenis premium saat ini harganya turun sekitar Rp 1.000 per kilogram. "Untuk beras Jembar Ciparay harganya Rp 12 ribu per kilogram, sementara beras medium harganya Rp 11 ribu per kilogram," kata Elis, 42 tahun, pedagang beras di Pasar Kosambi.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil-Menengah dan Perindustrian Perdagangan (KUKM Indag) Eric M. Attauriq menyatakan akan memantau harga bahan pokok di Kota Bandung.
"Kami belum melihat kenaikan harga bahan pokok untuk Kota Bandung. Besok kami akan melakukan pengecekan terkait masalah itu, karena kan tidak terlalu terasa kenaikan BBM-nya cuma Rp 500 per liter," kata Eric saat dihubungi, Senin, 30 Maret 2015.
AMINUDIN