TEMPO.CO, Makassar - Petugas Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat masih mengusut teror bom di kantor Kompas TV Makassar di Jalan Pengayoman, Kecamatan Panakkukang, Senin, 30 Maret 2015, sekitar pukul 21.00 Wita.
Pengusutan kasus itu akan ditangani Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar dengan pengawasan Polda Sulawesi Selatan dan Barat. (Baca: Teror Bom Kompas TV: Awas Media-media Kafir)
"Masih diselidiki teror yang diduga bom di kantor Kompas TV Makassar," kata juru bicara Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Endi Sutendi, kepada Tempo, Selasa, 31 Maret 2015. "Polisi tidak bisa langsung menyimpulkan. Kami (Polda) akan back-up Polrestabes Makassar dalam pengusutannya."
Sebuah bungkusan plastik yang di luarnya tertulis “To Kompas Sampah dari Islamic State” ditemukan warga sekitar yang kemudian melaporkan ke pihak keamanan Kompas TV Makassar. Benda mencurigakan yang diduga bom itu ditemukan di depan kantor Kompas TV Makassar sekitar pukul 21.00 Wita.
Koordinator keamanan Kompas TV Makassar, Gassang Daeng Kulle, membenarkan bahwa adanya bungkusan plastik itu dilaporkan oleh warga. Karena mencurigakan, pihaknya tidak berani membuka paket mencurigakan yang berada sekitar 20 meter dari gerbang kantor Kompas TV Makassar.
"Saya tidak buka. Temuan itu saya laporkan ke Polsek Panakkukang," ucapnya. Bersama bungkusan plastik mencurigakan itu, ditemukan sepucuk surat yang bernada ancaman terhadap semua media.
Berselang dua jam kemudian, tim penjinak bom Gegana Brimob Polda Sulawesi Selatan dan Barat melakukan disposal atau tindakan penguraian. Bungkusan plastik itu dua kali diledakkan, tepatnya pukul 23.13 dan 23.23 Wita. Kemudian serpihan benda itu dibawa ke Markas Brimob Polda Sulawesi Selatan dan Barat.
TRI YARI KURNIAWAN