TEMPO.CO, Padang - Kementerian Agama akan memperketat pengawasan terhadap madrasah di seluruh Indonesia. Hal ini bertujuan mencegah bergabungnya siswa madrasah dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Ini ancaman bagi kita sebagai sebuah bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat religius," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin seusai Rapat Senat Terbuka Wisuda IAIN Imam Bonjol, Padang, Selasa, 31 Maret 2015.
Menurut Lukman, umat muslim di Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan kedamaian serta bisa hidup bersama di tengah keberagaman dan kemajemukan. Karena itu, kata Lukman, paham ISIS bertolak belakang dengan paham yang sudah ratusan tahun berkembang di Indonesia itu.
Lukman mengatakan salah satu cara membentengi siswa madrasah dari paham ISIS adalah memberikan pemahaman tentang esensi agama sesuai dengan substansinya. Dia mengatakan hakikat agama adalah memanusiakan manusia. "Bukan untuk menghilangkan nyawa manusia, yang tak diajarkan ajaran Islam," ujarnya.
Karena itu, kata Lukman, pengawasan terhadap madrasah akan diperketat. Kementerian Agama sudah membentuk satuan tugas khusus untuk meneliti, mencermati, dan menelaah semua buku agama. Di antaranya buku yang digunakan di madrasah.
"Saya sudah berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan. Kami satu pandangan," ujar Lukman. Menurut Lukman, buku yang memuat pelecehan terhadap sahabat Nabi sudah ditarik.
Dua pelajar Indonesia yang tengah menjalani studi di Kayseri, Turki, diyakini telah bergabung dengan ISIS. Mereka adalah pelajar di Imam Hatip School (SMA) dan mahasiswa teknik komputer di Institute of High Technology.
ANDRI EL FARUQI