Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Heboh Warteg: Alasan Warung Tak Perlu Mewah di Jakarta  

image-gnews
Sasa Darfika, pelayan warteg yang cantik. facebook.com
Sasa Darfika, pelayan warteg yang cantik. facebook.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Paguyuban Warung Tegal (warteg) Arief Muktiono mengatakan usaha warteg saat ini tengah menghadapi kesulitan. Menurut dia, salah satu kesulitan yang sering dihadapi oleh pengusaha warteg di Jakarta ialah mahalnya harga sewa.

"Bisnis warteg makin berat, apalagi harga sewa tempat makin mahal," kata Arief ketika dihubungi Tempo, Senin, 30 Maret 2015.

Arief menjelaskan harga sewa tempat untuk usaha warteg di Jakarta per tahun bisa mencapai Rp 30 juta. Harga sewa tersebut, kata dia, akan naik setiap tahun. Ia menuturkan jika saat ini banyak pengusaha warteg yang pindah ke Semarang, Jawa Tengah, untuk mempertahankan bisnisnya. "Di sana harga sewanya dan bahan bakunya lebih murah," katanya.

Kesulitan lainnya dalam menjalankan bisnis itu, ucap Arief, ialah makin sulitnya mencari tenaga kerja. Menurut dia, saat ini, banyak pemuda Tegal yang lebih memilih untuk bekerja di pabrik dibandingkan dengan harus bekerja di warteg. "Mereka, pemuda Tegal, berpikir kerja di pabrik akan dibayar sesuai UMR, upah minimum regional," ucapnya.

Arief mengungkapkan banyak orang yang salah kaprah karena menganggap banyak pengusaha warteg yang sukses sehingga mampu membangun rumah mewah di kampung halamannya. Menurut dia, sebagian besar pemilik dari rumah-rumah mewah yang berada di Desa Sidokaton, Kecamatan Dhukuhturi, Kabupaten Tegal, ialah pengusaha warteg yang sukses pada tahun 1980 sampai 1990-an.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa rumah mewah tersebut, kata Arief, saat ini disita oleh pihak bank karena pemiliknya tak mampu mengembalikan pinjaman.

Bisnis warteg memang amat menggiurkan. Kalau tak percaya, lihat deretan rumah yang cukup megah, bahkan mewah, di Desa Sidokaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal. Banyak dari rumah itu yang dimiliki oleh pengusaha warteg.

Wartawan Tempo menyambangi kampung itu beberapa waktu lalu. Rumah-rumah tersebut tampak kosong karena ditinggal pemiliknya bekerja di Jakarta sebagai pengusaha warteg. Penduduk di sekitarnya pun agak enggan rumah-rumah itu dipotret. "Kalau tahu pedagang warteg sukses di kampung, pemilik bangunan di Jakarta akan semakin menaikkan harga sewanya," kata lelaki yang tidak mau menyebutkan namanya.

GANGSAR PARIKESIT | DINDA LEO LISTY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

22 April 2021

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM


Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

6 April 2018

Dua anggota WeWork bermain pingpong di depan area laundry umum di gedung WeLive, Manhattan. Caitlin Ochs / Bloomberg
Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

Menjamurnya co-working space saat ini menjadi sebuah tren tempat para pengusaha berkumpul. Namun sekarang sudah ada tempat tinggal dengan rekan kerja.


Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

22 Januari 2018

Ruben Onsu. TEMPO/Agung Pambudhy
Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

Restoran Geprek Bensu kedua di Bali menjadi cabang yang ke-60 di Indonesia.


Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

16 Januari 2018

Ilustrasi bisnis titip menitip. Insideretail.ph
Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

Mahir dalam bisnis kini tak perlu sulit lagi. Ada Roadshow Kampus Shopee. Tahun ini akan menjangkau lebih dari 30 kota di Indonesia.


Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

8 November 2017

Kue Korea (Bisnis.com)
Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

Cake dengan dekorasi icing yang artistik jauh lebih menggugah selera, meskipun pada kenyataannyaicing seringkali disisihkan atau tidak dikonsumsi.


Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

13 September 2017

Warga memilih gantungan kunci bergambar logo Muhammadiyah yang di jual di Bazar Muktamar Muhammadiyah di Kawasan Mounmen Mandala Makassar, 2 Agustus 2015. Pernak-pernik yang dijual yakni kaos, Pin, Gantungan kunci, mug, dan berbagai produk kerajinan tangan lainnya. TEMPO/Hariandi Hafid
Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

Muhammadiyah tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.


Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

2 September 2017

Aktor Baim Wong saat menghadiri premier film
Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

Baim Wong (35) tak mau hanyut dalam tren seleb yang berbisnis oleh-oleh
kekinian di sejumlah kota. Baim belajar bikin siomay


Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

3 Agustus 2017

Dhini Aminarti dan suaminya, Dimas Seto. Instagram.com
Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

Bisnis kuliner oleh-oleh kekinian milik artis kian menjamur. Dimas Seto mengaku tidak takut dengan persaingan bisnis.


Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

21 Juli 2017

Wulan Martha Tilaar. Tempo/Hadriany Puji
Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

PAC MUAster menjadi satu society khusus bagi para profesional penata rias artis


Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

17 Juli 2017

Ilustrasi kegiatan voluntourism, bersama Nila Tanzil dan penari Caci Dance. Travelsparks.co
Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur melahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014. Apa kuncinya biar happy?