TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Paguyuban Warung Tegal (warteg) Arief Muktiono mengatakan usaha warteg saat ini tengah menghadapi kesulitan. Menurut dia, salah satu kesulitan yang sering dihadapi oleh pengusaha warteg di Jakarta ialah mahalnya harga sewa.
"Bisnis warteg makin berat, apalagi harga sewa tempat makin mahal," kata Arief ketika dihubungi Tempo, Senin, 30 Maret 2015.
Arief menjelaskan harga sewa tempat untuk usaha warteg di Jakarta per tahun bisa mencapai Rp 30 juta. Harga sewa tersebut, kata dia, akan naik setiap tahun. Ia menuturkan jika saat ini banyak pengusaha warteg yang pindah ke Semarang, Jawa Tengah, untuk mempertahankan bisnisnya. "Di sana harga sewanya dan bahan bakunya lebih murah," katanya.
Kesulitan lainnya dalam menjalankan bisnis itu, ucap Arief, ialah makin sulitnya mencari tenaga kerja. Menurut dia, saat ini, banyak pemuda Tegal yang lebih memilih untuk bekerja di pabrik dibandingkan dengan harus bekerja di warteg. "Mereka, pemuda Tegal, berpikir kerja di pabrik akan dibayar sesuai UMR, upah minimum regional," ucapnya.
Arief mengungkapkan banyak orang yang salah kaprah karena menganggap banyak pengusaha warteg yang sukses sehingga mampu membangun rumah mewah di kampung halamannya. Menurut dia, sebagian besar pemilik dari rumah-rumah mewah yang berada di Desa Sidokaton, Kecamatan Dhukuhturi, Kabupaten Tegal, ialah pengusaha warteg yang sukses pada tahun 1980 sampai 1990-an.
Beberapa rumah mewah tersebut, kata Arief, saat ini disita oleh pihak bank karena pemiliknya tak mampu mengembalikan pinjaman.
Bisnis warteg memang amat menggiurkan. Kalau tak percaya, lihat deretan rumah yang cukup megah, bahkan mewah, di Desa Sidokaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal. Banyak dari rumah itu yang dimiliki oleh pengusaha warteg.
Wartawan Tempo menyambangi kampung itu beberapa waktu lalu. Rumah-rumah tersebut tampak kosong karena ditinggal pemiliknya bekerja di Jakarta sebagai pengusaha warteg. Penduduk di sekitarnya pun agak enggan rumah-rumah itu dipotret. "Kalau tahu pedagang warteg sukses di kampung, pemilik bangunan di Jakarta akan semakin menaikkan harga sewanya," kata lelaki yang tidak mau menyebutkan namanya.
GANGSAR PARIKESIT | DINDA LEO LISTY