TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Redaksi Hidayatullah.com Mahladi menganggap aneh jika situs mereka dianggap menyebarkan paham terorisme dan radikalisme.
"Kami berdakwah," kata Mahladi di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Selasa, 31 Maret 2015.
Menurut Mahladi, mereka sudah ada sejak 1996. Konsep situs mereka, ujar dia, adalah ingin mengajak orang meningkatkan keimanan.
"Kan, rasanya aneh sudah lahir sejak 1996 dan tiba-tiba kami dianggap radikal," ucap Mahladi.
Tujuh pengelola situs yang diblokir Kementerian karena dianggap radikal oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tadi bermediasi dengan Kementerian untuk memprotes dan mempertanyakan pemblokiran itu. Mereka mengaku mewakili 19 situs yang diblokir Kementerian.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian, Ismail Cawidu, membenarkan lembaganya telah meminta penyedia layanan Internet untuk memblokir 19 situs yang dianggap radikal oleh BNPT.
KHAIRUL ANAM