TEMPO.CO, Sanliurfa - Para pendukung Islamic State atau Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS), termasuk dari Indonesia, diperkirakan menjadikan Turki sebagai pintu gerbang utama untuk masuk Suriah.
Berdasarkan penelusuran Tempo, di wilayah selatan Turki yang berbatasan langsung dengan Suriah, para calon mujahidin asal Indonesia dibantu agen ISIS yang berada di wilayah Turki. Jaringan ini mengatur kedatangan para pendukung ISIS hingga tiba di wilayah kekuasaan kelompok yang dipimpin Abu Bakr al-Baghdadi tersebut.
Jaringan yang membantu masuknya para pendukung ISIS cukup rapi bergerak. Pengamat teroris, Noor Huda Ismail, menyatakan para pendukung ISIS biasanya hanya bisa bergabung atas rekomendasi mereka yang sudah bergabung terlebih dulu. “Tanpa rekomendasi, sulit bergabung dengan ISIS,” kata Noor Huda pekan lalu.
Para agen di wilayah Turki ikut mengamankan kedatangan para pendukung ISIS. Sejumlah sopir taksi di Terminal Gaziantep yang ditemui Tempo kerap mengantar para pendukung ISIS dari negara lain. Menurut para sopir taksi itu, para pendukung ISIS biasanya naik bus dari Istanbul menuju Terminal Gaziantep.
Di terminal, pemimpin rombongan menelepon seseorang yang menjadi perantara dan menyerahkan telepon kepada sopir taksi. “Instruksinya selalu sama, kami diperintahkan mengantar ke satu tempat, ambil ongkos taksi, dan pergi,” kata sopir taksi lain. Setelah itu, mobil van datang untuk menjemput rombongan.
Ada pula sopir taksi yang menyatakan pernah mengantar sekelompok warga Indonesia ke tempat pertemuan dengan jaringan ISIS. Tak ada seorang pun sopir taksi mengatakan pernah melihat wajah agen calon mujahidin.
Ihwal pemilihan Turki sebagai gerbang masuk pendukung ISIS, Noor Huda Ismail mengatakan negara itu mudah didatangi karena tak sulit membuat visa. Dengan sistem online yang diberlakukan pemerintah Turki, visa bisa didapat dalam hitungan menit. Pun menyelusup ke Suriah tak sulit karena perbatasan Turki dan Suriah terbentang lebih dari 800 kilometer. Duta Besar Indonesia untuk Turki, Wardana, mengatakan pihak keamanan Turki menyatakan tak bisa menguasai seluruh wilayah perbatasan.
PRAMONO (SANLIURFA) | SOHIRIN (SEMARANG)