TEMPO.CO, Jakarta -Badan Narkotika Nasional memberi ultimatum kepada 10 tahanan yang kabur agar segera menyerahkan diri. Jika peringatan itu tidak diindahkan, BNN tidak segan-segan memerintahkan tim pemburu untuk menembak mereka. "Kami harus bertindak tegas karena semua tahanan yang kabur itu dijerat hukuman mati atau seumur hidup," kata Juru bicara BNN Komisaris Besar Slamet Pribadi.
Kasus tahanan kabur ini baru diketahui kemarin, sekitar pukul 03.00. Para tahanan memotong jeruji besi di ujung lorong sel kemudian membobol tembok. Diduga, setelah keluar ruang tahanan mereka memanjat pagar tembok setinggi tiga meter menggunakan kain sarung. Selanjutnya mereka kabur melewati halaman Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, yang bertetanggan dengan gedung BNN.
Menurut Slamet, BNN memiliki 12 ruang tahanan yang berada dalam satu gedung. Para tahanan yang kabur berada di empat sel berbeda. "Satu ruangan isinya enam orang, tapi tidak semuanya ikut kabur," katanya. Akses untuk keluar masuk ruang tahanan hanya lewat satu pintu. Ada empat petugas yang menjaga pintu itu dan secara berkala mereka berkeliling untuk memeriksa ruang tahanan.
Sepuluh tahanan yang kabur itu adalah Abdullah alias Dulah, 35 tahun, Samsul Bahari alias Kombet (42), Hamdani Razali (36), Hasan Basri (35), Usman alias Roah (42), Apip Apriansyah (33), M. Husein (42), Erick Yustin (39), Harry Radiawana alias Pak De (47), dan Franky Gozali alias Thomas (34).
Seorang pejabat BNN yang tidak bersedia disebut namanya mengatakan, pintu dan jeruji sel tahanan tidak ada yang rusak. Kondisi itu menandakan para tahanan keluar masuk secara bebas dari sel tahanan ke lorong. "Padahal seharusnya pintu sel tahanan itu dikunci," kata pejabat itu.
Jeruji besi yang dipotong para tahanan itu berada di ujung lorong. Diduga kuat mereka melakukannya dengan gergaji besi. “Gergaji besi sepertinya diseludupkan oleh pembesuk. Ini mejadi kelalaian petugas yang memeriksa pengunjung,” katanya.
Menurut pejabat ini, tidak tertutup kemungkinan kasus ini melibatkan orang dalam. Namun dugaan itu belum ditelusuri. "Belum sampai ke situ, kami masih mengejar mereka yang kabur sebelum terlalu jauh."
Kemarin beberapa petugas BNN langsung memperbaiki tembok lorong yang dibobol para tahanan. Seorang petugas yang terlibat proses perbaikan menduga, para tahanan itu menggunakan cairan tertentu untuk membobol tembok. "Cairan ini baunya menyengat, tapi belum tahu cairan apa,” kata dia.
AFRILIA SURYANIS