TEMPO.CO, Bandung - Hingga hari ini, dari total undangan untuk 109 negara, sudah 35 perwakilan negara yang memastikan hadir dalam Konferensi Asia-Afrika ke-60 nanti.
Sebanyak 20 di antaranya presiden dan 8 perdana menteri. "Tujuh negara lain sudah memberikan sinyal akan hadir, maka totalnya sudah 35 negara," ujar Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan saat ditemui wartawan di Gedung Pakuan di Jalan Otto Iskandardinata, Bandung, Rabu, 1 April 2015.
Penanggung jawab Panitia Nasional Konferensi Asia-Afrika ke-60 ini mengatakan kesiapan KAA di Bandung meningkat tajam sejak kedatangannya ke Bandung tiga pekan lalu. Hal itu dikemukakan setelah mengecek Bandara Husein Sastranegara, Gedung Merdeka, Masjid Agung Bandung, dan Gedung Pakuan.
Luhut mengecek kesiapan Kota Bandung bersama Direktur Jenderal Asia Pasifik Kementerian Luar Negeri RI Yuri Oktavian Thamrin, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Pariwisata Arif Yahya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Setelah mengecek ke sejumlah tempat, Yuri mengatakan Kementerian Luar Negeri optimistis penyelenggaraan KAA di Bandung akan berjalan lancar. Yuri menjelaskan KAA ke-60 akan lebih banyak dihadiri kepala negara dibandingkan sepuluh tahun silam. "Di antaranya Perdana Menteri Jepang," Yuri menambahkan.
Yuri optimistis kabar kedatangan para perwakilan negara akan bertambah seiring semakin dekatnya waktu penyelenggaraan KAA pada 24 April 2015. "Sampai tanggal 22-23 April nanti akan semakin terlihat negara mana saja yang datang," katanya.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjelaskan kegiatan para kepala negara di Bandung. Mereka, kata Emil—sapaan akrab Ridwan—akan sampai di Bandung pagi hari, 24 April 2015. Sesampainya di Bandara Husein Sastranegara, mereka akan diajak beristirahat sejenak di Hotel Savoy Homann.
Setelah itu, tamu KAA akan diajak melakukan historical walk menuju Gedung Merdeka untuk mengenang KAA pertama pada 1955. Sesampainya di Gedung Merdeka, mereka akan mendengarkan pidato dari Presiden Indonesia Joko Widodo.
PERSIANA GALIH