TEMPO.CO, Jakarta - Tengkorak manusia yang ditemukan di jurang Kampung Loa, Taman Sari, Kabupaten Bogor, diduga kuat adalah Syarifudin, 31 tahun. Lelaki yang bekerja sebagai buruh itu dilaporkan menghilang sejak lima bulan lalu. "Berdasarkan ciri-cirinya, kami yakin itu dia," kata Tarfiah, 57 tahun, ibu Syarifudin, kemarin.
Menurut Tarfiah, meski jasad putranya tidak bisa dikenali lagi, ia yakin mayat yang sudah menjadi tengkorak itu memang putra bungsunya. Keyakinan itu didasarkan atas barang-barang yang ditemukan di sekitar tengkorak, yaitu kartu tanda penduduk, tempat nasi, dan sandal. “Semua milik anak saya," kata dia.
Selama ini Syarifudin tinggal bersama keluarga di Jalan Banteng RT 04 RW 14 Kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi. Sebelum menghilang lima bulan lalu, dia pamit untuk berangkat kerja di kawasan Bulak Kapal sebagai buruh angkut di sebuah pabrik. “Sejak itu tidak pernah pulang,” kata Tarfiah.
Handayani, kakak korban, mengatakan beberapa hari setelah adiknya tak pulang, keluarga melapor ke kepolisian. Keluarga pun sudah mencari dan menyebar foto Syarifudin ke sejumlah tempat. "Tahu-tahu dapat kabar sudah begini," kata Handayani.
Menurut Handayani, adiknya sangat pendiam. Jika ada masalah, almarhum tidak pernah berbagi kepada keluarga. Syarifudin sempat berhenti bekerja selama beberapa hari. Sejumlah temannya datang ke rumah dan membujuk agar dia masuk kerja lagi. "Dia akhirnya mau bekerja lagi. Berangkat membawa bekal nasi, tapi setelah itu tidak ada kabar," kata dia.
Jasad Syarifudin ditemukan Senin lalu di semak belukar Kampung Loa. Kepala Polisi Sektor Tamansari Inspektur Satu Sudin mengatakan di sekitar mayat ditemukan kartu tanda penduduk atas nama Syariffudin berusia 31 tahun. Selain itu, ditemukan juga kartu multitrip commuter line, kaos hitam, celana cokelat, topi merah, tempat nasi, dan sandal hitam. "Kami juga menemukan tas gendong yang berisi air kemasan," kata dia.
Polisi belum bisa memastikan penyebab kematian Syarifudin. Namun keluarga menolak tindakan otopsi pada jasad pria itu. Keluarga tidak ingin kasus ini diteruskan meski ada dugaan Syarifudin menjadi korban pembunuhan. Tarfiah menyatakan ikhlas dengan kepergian Syarifudin. Dia menganggap kejadian ini sebagai musibah.
l ADI WARSONO | M SIDIK PERMANA