TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menargetkan investasi hijau (green investment) bisa tumbuh 20 persen. Tujuannya adalah agar investasi yang dilakukan bukan hanya tumbuh, tapi juga ramah lingkungan.
"Kalau rata-rata target investasi pada 2015 bertumbuh14 persen, setidaknya peningkatan di investasi yang ramah lingkungan tumbuh 20 persen," kata Franky dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa, 31 Maret 2015.
Menurut Franky, pada 2010-2014, ada delapan kelompok usaha yang masuk kategori investasi ramah lingkungan. Antara lain bidang pertanian, kehutanan, perikanan, panas bumi, dan listrik.
Realisasi investasi selama lima tahun terakhir itu mencapai Rp 1.600 triliun. Dalam lima tahun ke depan, nilai investasi hijau diperkirakan meningkat dua kali lipat. "Tapi tentunya bukan sekadar pertumbuhan, tapi juga investasi yang ramah lingkungan."
Menteri Perindustrian Saleh Husin menuturkan pemerintah tetap berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca. Sampai 2020, penurunan emisi secara bertahap ditargetkan mencapai 26 persen.
Komitmen itu ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Emisi Gas Rumah Kaca. Dalam Pasal 2 Perpres Nomor 61 Tahun 2011 disebutkan rencana aksi itu meliputi bidang pertanian, kehutanan, energi, transportasi, industri, dan pengolahan limbah.
"Hijau di industri itu adalah bagaimana industri efisien dalam penggunaan bahan baku, sumber air, dan sumber energi," kata Saleh.
AMIRULLAH