TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi internasional yang dibentuk untuk membantu pasukan Irak menyerang Kota Tikrit yang dikuasai ISIS terancam akan bubar. Sejumlah pimpinan pasukan mengancam akan mundur apabila koalisi tersebut masih menyertakan Amerika Serikat dan membiarkan senjata tanpa awak Amerika melakukan serangan udara di atas udara Irak.
Mereka adalah milisi Syiah yang menganggap perjuangan bersama Amerika dalam pertarungan melawan ISIS adalah sebuah kesalahan. "Kami tidak percaya koalisi pimpinan Amerika dalam memerangi ISIS," kata Naeem al-Uboudi, juru bicara Asaib Ahl al-Haq, salah satu dari tiga kelompok yang mengatakan mereka akan menarik diri dari garis depan serangan di sekitar Tikrit.
"Di masa lalu mereka telah menargetkan pasukan keamanan kami dan menjatuhkan bom atasnya dengan mengatakan itu adalah ketidaksengajaan karena mereka sedang menargetkan ISIS," ujarnya.
Hakim al-Zamily, salah satu pemimpin dari kelompok Sadr, mengatakan kelompoknya telah memperingatkan akan menarik diri dari pertarungan di Tikrit jika Amerika tetap terlibat dalam serangan.
"Kami tidak percaya Amerika. Mereka telah menargetkan pasukan kami berkali-kali dalam apa yang disebut ketidaksengajaan," katanya.
Pimpinan Sadr, yang pasukannya telah terlibat dalam pertempuran sengit melawan Amerika selama perang Irak itu, mengatakan kelompoknya telah menarik diri dari koalisi.
"Partisipasi bersama yang disebut aliansi internasional ini sesungguhnya dibentuk untuk melindungi ISIS di satu sisi dan merampas keuntungan dari Irak di sisi lain," ujarnya.
Pemerintah Amerika sebelumnya telah memulai serangan udara di Tikrit, mendukung serangan darat Irak dalam upaya merebut kembali Kota Tikrit dari milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pemboman yang dilakukan atas permintaan Irak tersebut menandai ekspansi yang signifikan dari peran militer Amerika di Irak.
LEWROCKWELL | MECHOS DE LAROCHA