TEMPO.CO, Sydney - Cina diam-diam terus melakukan aktivitas di wilayah perairan Spratly di kawasan Laut Cina Selatan yang disengketakan beberapa negara. Baru-baru ini Cina diketahui tengah membangun sebuah tembok raksasa yang dibangun dari pasir di kepulauan Spartly.
Berbicara pada konferensi angkatan laut di Australia, Kepala Armada Pasifik Amerika Serikat Laksamana Harry Harris Jr mengatakan Cina telah “memompa pasir di pulau yang terkenal dengan terumbu karang hidup dan merusaknya”. Mereka melapisi atasnya dengan beton. Cina telah membangun lebih dari 4 kilometer persegi (1,5 mil persegi) daratan buatan di kepulauan itu.
Harris mengingatkan bahwa wilayah tersebut dikenal dengan alamnya yang indah. Namun Cina telah menciptakan tembok besar pasir menggunakan kapal keruk dan buldoser selama berbulan-bulan.
Terumbu karang yang menghiasi kepulauan Spratly telah berubah menjadi pulau buatan dengan bangunan, dermaga, dan landasan pacu.
Kekhawatiran utama militer AS dan negara lainnya adalah tujuan pembangunan di pulau itu karena berpotensi digunakan untuk militer dan fasilitas lainnya guna memperkuat klaim teritorial negara. "Tapi apa yang benar-benar menarik banyak perhatian di sini adalah reklamasi lahan oleh Cina tersebut belum pernah terjadi sebelumnya," kata Harris.
Cina mengklaim sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan. Klaim serupa datang dari Filipina, Vietnam, Taiwan, Brunei, dan Malaysia. Awal bulan ini, Vietnam dan Filipina mengajukan protes diplomatik dengan Beijing.
RT NEWS | YON DEMA