TEMPO.CO, Jakarta – Ahli forensik dari Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia, Ferryal Basbeth, menilai ada dua kemungkinan dalam kasus tewasnya Akseyna Ahad Dori, 19 tahun.
Akseyna, yang akrab dipanggil Ace, adalah mahasiswa Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia yang ditemukan tewas mengambang di Danau Kenangan di dalam kampus UI, Kamis, 26 Maret 2015.
"Bisa bunuh diri atau dibunuh dan ditenggelamkan," kata Ferryal ketika dihubungi Tempo, Rabu, 1 April 2015. Menurut dia, hal itu bisa dibuktikan melalui otopsi jenazah.
Kalau dibunuh sebelum ditenggelamkan, menurut Ferryal, bisa dilihat dari organ tubuhnya, seperti paru-paru, ginjal, dan usus. Jika dalam paru-paru, misalnya, ditemukan diatom (tumbuhan alga yang berukuran sangat kecil), dia bernapas saat tenggelam," ujar Ferryal. "Artinya, dia bisa disebut mati karena tenggelam."
Untuk lambung dan usus, tutur dia, jika tidak ditemukan air dan pasir, kemungkinan dibunuh sebelum ditenggelamkan. Sebab, kata Ferryal, jika Ace bunuh diri, air dari danau masuk melalui pernapasan saat proses tenggelam.
Kepolisian, menurut Ferryal, harus mencari tahu penyebab kematian Ace. Selain mendapatkan keterangan proses otopsi jenazah dari ahli forensik, polisi bisa melakukan olah tempat kejadian perkara dengan bantuan dokter. "Bisa dilihat juga dari perilaku Ace, apa ada perubahan seperti stres berat, meninggalkan surat, dan/atau lainnya." ujar Ferryal. "Kalau ada, bisa juga diduga dia bunuh diri."
Sebelumnya, pejabat Humas Kepolisian Resor Depok, Inspektur Dua Bagus Suwardi, mengatakan aparat menduga jasad berjenis kelamin pria ini merupakan korban pembunuhan. Indikasinya, ada temuan beberapa batu besar dalam tas ransel korban.
"Tak mungkin menenggelamkan diri sendiri. Patut diduga ada kesengajaan," ucap Bagus Suwardi, Kamis, 26 Maret 2015.
HUSSEIN ABRI YUSUF